Sabtu, 05 Oktober 2013

::: MENCINTAI BARU DI CINTAI :::


     Satu diantara berbagai tuntunan dakwah yang perlu diperhatikan seorang da'i adalah bagaimana ia bisa tampil sebagai orang yang dicintai. Karena dengan dicintai dia akan menjadi orang yang dirindukan dan didengar. Dengan begitu diharapkan segala nilai - nilai islam yang diajarkannya akan dilaksanakan dan ditaati.
    Rasulullah SAW merupakan pribadi yang begitu dicintai, simpatik dan mempesona manusia, Karena itulah Orang - Orang yang didakwahi tidak punya alasan untuk mencela Pribadi Rasulullah SAW. Bahkan, Mereka Menolak dakwahnya sekalipon mengakui bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang layak dicintai karena sifatnya yang amanah, kejujuran pribadinya, dan budi pengertinya begitu baik.
    Maka bagi mereka ini dalih yang dikemukakan dalam menolak dakwah beliau karena mereka tidak punya alasan lain hanyalah tuduhan bahwa yang dibawa Rasulullah SAW adalah sihir. Suatu tuduhan yang nyatanya sama sekali tidk dapat mereka buktikan. tapi perlu disadari oleh para da'i, apa yang dirasakan dan didapat Rasulullah SAW ini dukungan dan kecintaan manusia tidak muncul begitu sahaja. Bahwa Rasulullah SAW mendapat dukungan dan perlindungan Allah SWT dalam menyabarkan Risalahnya, ini benar. Akan tetapi ini tidak berarti bahwa kesuksesan dakwah Rasulullah SAW adalah Poin terima jadi dari Allah SWT. Buktinya, tetap saja ada yang membenci Rasulullah SAW dan menolak Risalah Rasul dan Rasul pun tetap berjuang keras untuk mendakwahi mereka.
    Maka sebagai da'i dan da'iyah itu pula yang harus kita upayakan : berupaya dengan sungguh - sungguh untuk mendapat tempat dihati orang yang akan kita ajak ke jalan Islam.

Pilih Cinta Allah, Lupakan Yang Lain
  
    Bagaimana kita bisa mendapatkan cinta manusia yang akan kita seru kejalan Allah SWT??? Cinta adalah milik Allah, maka untuk mendapatkannya kita harus meminta kepada pemiliknya, iya toh hehe
Mengapa demikian????

Pertama, Dakwah adalah Tugas suci dari Allah. Restu Allah sangat menentukan berhasil dan gagalnya proyek ini. Mengejar cinta manusia dangan membuat Murka Allah pasti akan menggagalkan dan menghancurkan dakwah itu sendiri. Rasulullah SAW bersabda "Siapa yang mencari Ridho Allah dengan (resiko) kebencian manusia maka Allah akan Ridho padanya dan membuat orang - orang Ridha padanya. Dan Siapa yang mencari Ridho manusia dengan membuat Allah murka maka Allah akan murka padanya dan membuat orang - orang benci pula padanya." (Ibnu Hibban)

Kedua, Manakala seseorang telah mendapatkan cinta Allah maka orang tersebut akan mendapatkan tempat dan memperoleh penerimaan yang luas di kalangan manusia, Rasulullah SAW bersabda " Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang Hamba, DIA memanggil Jibril seraya mengatakan ' Sesungguhnya AKU mencintai si Fulan maka cintailah dia.' Maka Jibril mencintainya. Kemudian Ia (Jibril) menyerukan dilangit dengan mengatakan ' Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan maka cintailah dia oleh kalian.' maka penduduk langit mencintainya. Kemudian Jadilah orang itu mendapatkan penerimaan dibumi." (Shahih Al-Bukhari dan Muslim)

    Dan tak ada cara lain untuk memperoleh kecintaan Allah selain dengan cara taat dan tunduk kepadaNYA secara mutlak, dalam kondisi apapon. Katakanlah "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." (QS. Ali 'Imran / 3 :31)

    Berangkat dari sini, bagaimana kiat selanjutnya dalam meraih cinta manusia?????
  • Cintalah karena Allah
     Landasan Interaksi seorang da'i dengan mad'unya hanya landasan cinta karena Allah SWT. Ana bin Malik mengatakan "Aku sedang duduk - duduk disisi Rasulullah SAW. tiba -tiba seorang laki - laki lewat. Seseorang dari yang sedang duduk bersama Rasulullah SAW mengatakan ' Ya Rasulullah SAW, aku mencintai orang itu.' Rasulullah SAW mengatakan 'Sudahkah kamu mengatakan kepadanya??' Orang itu menjawab 'Belum' Kata Rasulullah SAW 'Bangunlah dan nyatakanlah kepadanya." maka orang itu bangkit menuju kearahnya seraya mengatakan, 'Uhibbuka Fillah (Aku mencintaimu karena Allah)' Orang itu menjawab ' Ahabbakal-Ladzi ahbatani lahu (Semoga mencintaimu pula (Allah) yang karenaNYA kamu mencintaiku'." (Hadist Riwayat Ahmad)
  • Berlapang Dadalah
    Dengan lapang dada dan menyuburkan sifat pemaaf akan membuat hati menjadi lembut. "Islam menjadikan sikap pemaaf dan berlapang dada sebagai salah satu jalan pembinaan.Sikap itu dapat membersihkan hati dari dengki dan kecenderungan - kecenderungan buruk lainnya. Dengan demikian meningkatlah keyakinan seorang muslim dan semakin sempurnalah keimanannya."
kata Musthafa Abdul Wahid dalam Syakhshiyyatul Muslim Kama Yushawwiruhal Qur'an.
Dan Allah SWT Berfirman : "Mereka Harus memaafkan dan berlapang dada. tidakkah kamu ingin bahwa Allah mengampunimu??? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (An - Nur 22)
  • Perbanyak Silaturahim
     Allah SWT Berfirman : "Dan Orang - Orang yang menyambung apa-apa yang Allah perintahkan untuk disambungkan, merasa takut kepada Rabb mereka dna merasa takut akan buruknya perhitungan." (Ar-Rad 21)
Rasulullah SAW bersabda "Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan hubungan, yakni memutuskan habungan rahim (Kekeluargaan)." (Muttafaq 'alaih) Bahkan Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk menjalin hubungan dengan orang yang memutuskannya dengan kita. 

     Selain besar pahalanya, silaturahim juga mendatangkan banyak manfaat bagi seorang da'i misalnya memahami kondisi mad'u, sehingga sang da'i dapat memberikan empati yang hal itu kadang dapat meringankan beban penderitaannya. Apalagi bila diiringi langkah konkrit bagi penyelesaian masalah mad'unya.
  • Berempati
     Empaty adalah sikap dimana kita berusaha merasa-rasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Tentang perlunya empaty ini dalam dakwah. diisyaratkan secara umum oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya "Perempuan mukmin itu bagaikan satu tubuh. Jika satu anggota merasakan sakit maka seluruh Anggota tubuh merasakan demam dan tidak dapat tidur.”

    Bayangkan saja bila suatu ketika anda mengeluh rasa sakit pada seseorang lalu ia menjawab “Saya kemarin juga sakit selama satu minggu, tapi gak bilang – bilang.” Akan kah anda suka kepada orang itu??
  •   Juahi Kesombongan
     Seorang yang sedang mengajak orang menuju kebaikan boleh saja menampilkan hal – hal baik yang pernah dilakukannya, sebagai upaya tahaddust binni’mah (menceritakan kenikmatan) Akan tetapi ia harus berupaya untuk menjauhi riya’ dan kesombongan. Qatadah mengatakan “Siapa yang diberi harta, atau ketampanan (Kecantikan) atau pakaian, atau Ilmu kemudian tidak bersikap tawadhu’ maka semua itu akan menjadi kebinasaan bagi dirinya pada hari kiamat.
  •  Hati – Hati dalam Berjanji
 Melanggar janji akan membuat Allah marah dan menyebabkan manusia kecewa serta kehilangan kepercayaan. Oleh karena itu dari pada kita termasuk orang yang melanggar Janji, maka membuat janji secara cermat dan akurat adalah pilihan yang tepat. Dari pada Mengumbar Janji, lebih produktif menampilkan bukti – bukti.
Jangan sampai kita terjebak untuk menyaingi atau mengimbangi janji – janji para penyeru kebusukan dengan janji busuk serupa.

Tentu masih banyak lagi hal – hal yang membuat seorang da’i dan da’iyah mendapat tempat dihati pada mad’u (Orang yang kita seru). Namun, jika yang minimal ini dapat dilaksanakan, Insyaallah kita akan menjadi contributor penting untuk dakwah dan Kemajuan umat Islam.

والله أعلمُ بالـصـواب

Afwan,... Jika ada yang salah dari Penulisan Ana, Kesalahan itu datangnya dari diri ana pribadi sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan. dan Kesempurnaan itu datangnya dari Allah SWT.

Tidak ada komentar: