Bismillahirohmanirohim,.
Saya punya kenalan seorang ustad yang sukses
menjadi penolong banyak permasalahan
orang. Mulai pingin jodoh, seret rejeki,
hingga ingin punya anak. Ternyata saran dia
sangat sederhana pada orang-orang tersebut, yaitu membaca ISTIGHFAR minimal 100x
sehari….! Tahukah anda? Istighfar sama juga dengan
sedekah. Pahala dan efek yang ditimbulkan
dari amalan ini berhubungan erat dengan
janji Allah. Allah telah menjanjikan hadiah
bagi siapa saja yang membaca ISTIGHFAR.
Janji Allah… adalah janji yang PASTI DITEPATI. Janji Allah pada orang yang senantiasa
membaca ISTIGHFAR yang berhubungan
dengan rejeki, anak, dan kebahagiaan dunia. Allah SWT berfirman : ”Maka aku katakan kepada
mereka:”Mohonlah ampun (istighfar) kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, dan
memperbanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula didalamnya) untukmu
sungai-sungai.” (QS.Nuh: 10-12). Tahukah anda? Istighfar membuat Allah
senang lho, sungguh rugi jika kita tidak
mengucapkannya secara rutin setiap hari.
Berikut ini sabda Rasulullah saw tentang hal
itu. Rasulullah saw bersabda : “Sungguh, Allah lebih gembira dengan taubat
hamba-Nya daripada kegembiraan salah
seorang dari kalian yang menemukan
ontanya yang hilang di padang
pasir.” (HR.Bukhari dan Muslim). Sabda Nabi Muhammad buat orang yang
senantiasa membaca ISTIGHFAR : Rasulullah saw bersabda : ”Barangsiapa yang senantiasa beristighfar,
maka Allah akan memberikan kegembiraan
dari setiap kesedihannya, dan kelapangan
bagi setiap kesempitannya dan memberinya
rizki dari arah yang tiada disangka-
sangka,”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad). Dengan membaca beberapa uraian di
Alqur’an dan hadist ini, saya sangat yakin
dengan kebenaran cerita ustad kenalan saya
itu. Bahwa istighfar adalah solusi 1001
masalah kehidupan bagi siapa saja. Tapi ada satu hal yang harus diingat,
istighfar yang diucapkan bukanlah sekedar
ucapan belaka. Harus didasari dari hati,
merupakan ungkapan taubat dan permintaan
maaf atas segala dosa-dosa kita kepada Allah
SWT. Dan yang terpenting JANGAN MENGULANG DOSA YANG TELAH LALU
….. Semoga artikel ini membawa manfaat dan
kebaikan buat kita semua .. SELAMAT
MENGHADIRKAN SENYUM ILAHI
DALAM HIDUP KITA lewat istighfar. Mari
sama-sama mengucapkan istighfar minimal
100x sehari, semoga kita menjadi makhluk yang dicintai Allah.
Senin, 23 Desember 2013
DAHSYATNYA ISTIGHFAR 100 KALI SEHARI
Jumat, 06 Desember 2013
TENTANG MIMPI
Tak tau entah harus tetap tegar atau malah justru down dengan keadaan ini. Rasanya ingin kukatakan Tuhan sungguh aku Lelah sungguh sangat lelah dalam perjalanan ini, haruskah ak berhenti disini atau ak harus terus berjalan dan berjalan menerobos dalam gelap malam menyibak pepohonan nan berduri yg menghalangi setiap langkah kakiku hingga ak bisa menjadi Juaranya menancapkan bendera kemenangan diatas bukit nan menjulang tinggi itu. Tuhan kakiku mulai tergores gores oleh ilalang nan tajam langkahku mulai berat mendaki puncak bukit itu haruskah ak berhenti sementara ak sudah menghabiskan seperempat hidupku untuk menempuh perjalanan ini, dibelakang orang sudah berbondong bondong dan berusaha mendahului perjalananku haruskah ak pasrah dg merelakan org lain jadi pemenangnya. Oh ak tak mengerti sungguh tak mengerti yang ku rasa hanya Lelah Lelah tak ku fikirkan lagi betapa ak harus meraih mimpiku menjadi pemenangnya. Tuhan faktor usia tlah merenggut sedikit demi sedikit kekuatanku, ak butuh asupan Gizi, protein dan vitamin yg cukup untuk melanjutkan perjalananku, Tuhan bantu ak beri ak kekuatan tuk dapat melanjutkan langkahku dalam perjalanan ini. Yah Yah ak tak boleh menyerah ak harus tetap berjalan mencapai puncak tertinggi, mengibarkan bendera kemenangan demi Bapak dan Ibu ak harus bisa dan pasti bisa
MANAGEMENT HIDUP
Aaakkh Jam dinding menunjukan pukul 00.45 tapi mataku masih enggan tuk terpejam, sejuta fikir ku bergelayut menerawang mencari jawaban dari sejuta tanya
What? Why? Where? Masih dg pertanyaan yang sama, Semilir angin malam mulai menerobos persendian membuat ngilu tulang tulangku, suara jangkrik dan rengekan kodok pasca hujan memecah kesunyian malam sesekali ak terhentak oleh gigitan nyamuk yg mampu membuyarkan lamunanku. Masih dalam diam ak coba bolak balik kan memoriku, ku renungkan kembali sepanjang perjalanan hidupku. Yah ak sadar akan kesalahanku, ak kotak katik strategi langkahku mulai ak coba merubah sedikit demi sedikit manajement hidupku. Ku mulai dari Nol dan meninggalkan berlahan lahan kebiasaan buruk ku tanpa makna, ku ganti dengan segudang aktifitas dan perjalanan baru yg penuh manfaat sampai sampai tak kurasakan lelah dan penatnya kaki melangkah ak terus menikmati strategi baruku hingga tanpa ku sadari strategiku menumbuhkan Inspirasi bagi beberapa orang terdekatku untuk mengikuti langkahku bahkan beberapa org yg lebih dahulu hidup mmpercayakan ak utk bekerja diperusahaannya oh itu suatu anugrah terindah dari Allah utk ku ketika org lain msh susah mencari pekerjaan. Hhhmmm... kembali ak berfikir tentang kepolosan dan kejujuranku yg masih saja melekat erat, mulai ak bertanya pada malam haruskah ak cut semua sikap itu dan memulai dg manajemen sikap yg baru??? Salahkah jika ak bangga dan tetap mempertahankan kepolosanku? Benarkah itu suatu kesalahan?
Senin, 28 Oktober 2013
Keempat, as-sa’adah (kebahagiaan, kedamaian dalam hidup), masih menurut Ibnu Abbas
Allah Swt melalui ayat ini hendak menjawab permohonan hamba-hamba-Nya yang beriman dalam setiap tutur kata yang indah dan perbuatan baik. Hal itu dikarenakan Allah Swt Maha Baik dan hanya menerima amal baik. Tutur kata yang indah adalah tutur kata yang menghapuskan semua keburukan, mengingatkan setiap kebajikan, tidak mencari-cari aib dan tidak mengetahui kecuali hanya kebaikan-kebaikan.
Manusia menderita dalam kehidupan ini disebabkan ia selalu mengumpulkan aib dan menumpuk permasalahan. Ia tidak mau melihat sisi-sisi yang baik. Allah Swt ingin menebarkan tutur kata yang baik di antara orang-orang beriman. Allah Swt tidak menginginkan orang-orang beriman menyinggung harga diri orang lain ataupun menyebut kejahatan-kejahatannya dalam pembicaraan mereka. Karena Allah Swt –seperti yang sudah kita ungkapkan- adalah penguasa alam semesta, maka anugerah Allah berlaku sama kepada setiap manusia, tanpa melihat tingkatan iman mereka. Allah Swt telah mengharamkan ghibah dan adu domba. Allah menggambarkan keduanya di dalam al-Qur’an melalui satu ilustrasi menakutkan dengan mengatakan: “Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (Al-Hujurât: 12)
Sungguh menakutkan gambaran yang diberikan sehingga orang pun merasa jijik. Tidak bisa dibayangkan bagaimana seseorang mendatangi orang mati, duduk di hadapan manusia, lalu memakan dagingnya. Sebuah ilustrasi mengerikan dan menjijikkan mengenai perkataan yang buruk. Oleh sebab itu, Imam Ja`far as-Shadiq ra. suatu ketika mengetahui bahwa ada seseorang yang menebarkan gosip tentang dirinya. Ia lalu meminta pembantunya untuk membawakan kurma terbaik miliknya. Kemudian, ia pilih kurma-kurma yang paling baik itu dan mengirimkannya dalam satu mangkok kepada orang yang telah berlaku ghibah tersebut. Bersama paket kurma itu, Ja`far as-Shadiq menuliskan surat di atas secarik kertas yang berbunyi: “Saya mengetahui bahwa anda telah menyebarkan berita tidak benar tentang diri saya di belakang saya kemarin. Karena anda telah memberikan kepada saya sesuatu yang terbaik milik anda, yaitu kebaikan-kebaikan anda, maka tak ada cara lain untuk membalasnya kecuali saya kirimkan hadiah ini. Saya berikan milik saya yang terbaik, yaitu kurma-kurma ini.”
Allah Swt membedakan antara tutur kata yang baik dengan tutur kata yang buruk. Memang benar, bahwa keduanya diperumpamakan dengan sebatang pohon yang menghasilkan buah dan menyebarkan benih. Akan tetapi tutur kata yang baik dijelaskan oleh Allah Swt dalam firman-Nya: “Perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.”
Artinya, bahwa sesungguhnya tutur kata yang baik dan tradisi perbuatan yang baik akan tetap tertancap di bumi ini. Tak akan tercabut selamanya. Dalam hal ini, Rasulullah Saw Bersabda: “Kebaikan yang ada pada diriku dan ada pada umatku akan ada sampai hari kiamat nanti.”
Kemudian setelah itu, Allah Swt berfirman: “Dan cabangnya (menjulang) ke langit.” Di sini Allah Swt ingin mengambil perhatian kita bahwa pahala tutur kata yang indah dan tradisi yang baik adalah di sisi Allah Swt. Maka dari itu, Ia Swt berfirman: “Dan cabangnya (menjulang) ke langit.”
Artinya, setiap perkataan yang diucapkan manusia akan diperhitungkan. Oleh sebab itu, manusia harus berpikir terlebih dahulu sebelum menuturkan ucapan-ucapan yang buruk, sebab ia akan diperhitungkan. Sebuah pohon berasal dari benih kemudian tumbuh membesar dan memberikan buahnya. Buah ini lalu akan berubah menjadi benih lagi. Benih itu diambil dan ditanam di segenap penjuru tempat. Ia akan menghasilkan pohon dari jenis yang sama. Pohon ini nanti pada saatnya akan menghasilkan buah lagi. Dan buahnya akan menghasilkan benih yang bisa ditanam. Begitu seterusnya tak berhenti.
Kemudian Allah Swt berfirman: “Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.”(Ibrahim: 25) Di sini nampak keagungan kecermatan al-Qur’an dalam firman-Nya yang menggunakan redaksi “setiap musim”. Redaksi ini benar-benar sesuai dengan tutur kata yang baik yang memberikan buahnya setiap saat. Artinya, tutur kata yang baik itu berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan ditanam di lahan baru lalu menyebar. Tutur kata itu akan memberikan hasil baru bagi orang yang menaburkan benih pertama. Allah Swt akan memberinya di samping pahalanya sendiri pahala orang-orang yang mengerjakannya. Setiap tutur kata atau perbuatan baik, di setiap tempat ia berpindah memiliki pahala atau buah yang akan diberikan kepada pemiliknya yang telah mentradisikannya pada setiap masa. Meskipun pemiliknya hanya menaburkan benih pertama di tempat baru itu.
Satu hal lagi, jika anda bertutur kata yang baik di mana anda mendapatkannya dari seseorang, maka selama anda mengatakannya ia akan memberi anda dengan kebaikan lainnya. Seolah-olah dalam setiap waktu dan kesempatan tutur kata ini adalah buah. Ketika kita mengetahui bahwa ada seseorang berbicara dengan ucapan-ucapan yang baik dari kita, mudah-mudahan segala faktor kebaikan meninggalkan pengaruhnya dalam diri kita. Sehingga dengan demikian, kita bisa berusaha membalas lagi tutur kata baiknya itu dengan yang lebih baik lagi.
Kemudian Allah Swt berfirman: “dengan seizin Tuhannya”. Artinya bahwa itu semua terjadi dengan kehendak Allah Swt. Ia Swt memberkati perbuatan baik. Semuanya tidak berlangsung dengan kekuasaan manusia tetapi dengan kekuasaan Allah Swt. Kita temukan orang yang bertutur kata baik atau berbuat baik, akan selalu memperoleh kebaikan tanpa ia mengetahui dari mana dan bagaimana datangnya. Dengan kata lain, Allah Swtlah yang membuat kebaikan itu bagi orang yang berusaha berbuat baik. Allah pun memberinya buah perbuatannya itu.
Kemudian Allah Swt melengkapi penjelasannya dengan memaparkan kepada kita perumpamaan tutur kata yang jelek. Ia berfirman: “Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk.” Allah Swt berkehendak mengatakan kepada kita bahwa sesungguhnya tutur kata yang buruk adalah pohon juga. Ia juga memiliki benih dan menyebar dari satu tempat ke tempat lainnya berikut buahnya. Persis seperti menyebarnya tutur kata yang baik. Begitulah tutur kata yang buruk dan perbuatan buruk juga mempunyai kemampuan menjalar. Akan tetapi di sini terdapat perbedaan. Allah Swt berfirman: “Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.” (Ibrahim: 26)
Melalui ayat ini Allah Swt memberitahu kita tentang peran iman yang sempurna. Ia Swt mengatakan bahwa banyaknya keburukan kadang-kadang menciptakan fitnah terhadap kaum mukminin. Barangkali iman mereka tergoncang. Pada saat itulah kehendak Allah melindungi setiap mukmin untuk meneguhkan mereka dihadapan keburukan yang terlihat banyak di muka bumi. Allah Swt menganugerahi mereka ucapan yang teguh. Dari manisnya iman dan ketulusannya, Allah Swt memperlihatkan mereka sesuatu yang menyebabkan hati mereka kokoh dan teguh atas iman hingga tak tergoncang. Allah Swt adalah penolong orang-orang beriman yang mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya iman. Hal ini merupakan pembuktian dari firman Allah Swt: “Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran).” (Al-Baqarah: 257)
Di sini kehendak Allah Swt berlanjut mengatakan kepada orang mukmin untuk tidak mengkhawatirkan segala sesuatu. Semua itu tidak akan bisa menyentuhnya, karena Allah bersamanya. Selama Allah Swt bersamanya, maka dialah yang kuat, sementara dunia seisinya tak memiliki daya dan kekuatan. Allah menenteramkan hatinya, sebab Allah selalu menjaganya.
Allah Swt mengingatkan kita bahwa semua itu tidak terjadi begitu saja di luar kehendak-Nya. Allah Swt menciptakan manusia sebagai makhluk yang mampu melakukan pilihan dan ideal untuk melakukan kebaikan dan keburukan. Kemudian manhaj Allah Swtlah yang mengarahkan manusia untuk mendatangi iman menurut pilihan mereka sendiri. Oleh sebab itu orientasi manusia ke arah kedzaliman, kesesatan, atau keburukan adalah tunduk dibawah kehendak Tuhan yang memberi kebebasan memilih. Itu semua agar perhitungan amal di akhirat nanti berjalan adil.
Akhirnya sampailah kita ke akhir perumpamaan yang dipaparkan Allah Swt tentang tutur kata yang baik dan tutur kata yang buruk. Dan bagaimana keduanya diumpamakan seperti pohon yang menghasilkan buah, dan benihnya menyebar ke seluruh dunia. Akan tetapi tutur kata yang baik berakar kokoh dan cabangnya menjulang ke langit. Dari tutur kata yang baik itu akan mendatangkan kebaikan kepada kita sampai hari kiamat. Sedangkan tutur kata yang buruk tidak bisa berdiri tegak di bumi. Ia akan layu dalam waktu singkat dengan tindakan Allah Swt mengumpulkan orang shalih dengan orang dzalim atau mengumpulkan orang dzalim dengan orang dzalim. Sesungguhnya Allah Swt meneguhkan orang mukmin dan menolongnya, serta membiarkan orang dzalim disesatkan oleh setan.
Kamis, 17 Oktober 2013
Sabtu, 05 Oktober 2013
::: MENCINTAI BARU DI CINTAI :::
Mengapa demikian????
- Cintalah karena Allah
- Berlapang Dadalah
- Perbanyak Silaturahim
- Berempati
- Juahi Kesombongan
- Hati – Hati dalam Berjanji
Jangan sampai kita terjebak untuk menyaingi atau mengimbangi janji – janji para penyeru kebusukan dengan janji busuk serupa.
Tentu masih banyak lagi hal – hal yang membuat seorang da’i dan da’iyah mendapat tempat dihati pada mad’u (Orang yang kita seru). Namun, jika yang minimal ini dapat dilaksanakan, Insyaallah kita akan menjadi contributor penting untuk dakwah dan Kemajuan umat Islam.
والله أعلمُ بالـصـواب
Afwan,... Jika ada yang salah dari Penulisan Ana, Kesalahan itu datangnya dari diri ana pribadi sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan. dan Kesempurnaan itu datangnya dari Allah SWT.
Kamis, 03 Oktober 2013
Ana Menyadari Hidup Ini Penuh Liku, Terkadang Kita selalu Beranggapan Masalah Kita begitu berat, jalan yang kita tempuh tak selamanya berjalan sesuai apa yang kita harapkan dan Untuk menjadi yang jauh lebih baik itu juga penuh tantangan dari mulai dikucilkan dari teman bahkan ketika masalah besar mulai menghantam hidupku aku bingung kemana harus cerita sahabat yg biasa ada kini menghilang tapi DIA tak membiarkanku bersedih kala sendiri, DIA memanggilku dengan seruan yang begitu merdunya, Disepertiga malamNya DIA membangunkanku, memelukku, mendekapku hingga kedamaian itu terasa menyejukkan Qalbuku. Oh aku Sangat MencintaiNya dan selalu merindukanNya dan kini Aku ingin selalu ada didekatNya.Aku Ingin Berbagi kepada sahabatku bahwasanya Allah tak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan kita dan sesungguhnya pertolongan Allah sangatlah dekat, aku bisa merasakan Hal itu.
Oh ya Sob,.. Belajar dari pengalaman orang lain, pernah suatu ketika seseorang bercerita anggap saja namanya pak fulan. Beliau memiliki istri dan 2 orang anak. Istri Pak Fulan sebut saja dg ibu fulanah yang kini mengidap penyakit kanker ganas, 7 tahun ibu fulanah fakum dan tak bisa apa-apa. tiap 2 minggu sekali pak fulan membawa istrinya yg harus bolak balik ke RS hanya untuk mengeluarkan cairan dalam tubuhnya yang dalam sekejap membuat perutnya semakin membesar akibat kanker ganas. pak fulan bekerja di salah satu perusahaan penerbangan sebagai karyawan bongkar muat. Subhanallah kesetiaan dan kesabaran pak fulan kepada istrinya hingga bertahun-tahun, pak fulan merangkap semua pekerjaan dari memasak, menyuci, nyuapin istri dan bekerja mencari nafkah buat keluarga, profesi itu bertahun-tahun ia jalani. pernah suatu ketika istrinya tak tega melihat pak fulan yang harus banting tulang mengerjakan semuanya sendiri. 2 orang anaknya masih kecil-kecil hingga sang istri menyuruh pak fulan untuk menikah lagi tp pak fulan tetap tidak bersedia bahkan beliau berkata pada istrinya " Andai saya menikah lagi siapa yang akan mengurusmu dan menikah lagi itu artinya akan menambah pengeluaran kita sedangkan keuangan kita sudah menipis, saya mencintaimu dg tulus dalam keadaan apapun istriku dan saya ikhlas dengan cobaan ini " sang istripon terharu dan meneteskan air mata. Singkat cerita suatu ketika pak fulan di PHK dari tempat bekerjanya tak pernah sebelumnya ku lihat beliau menangis namun kali ini air matanya tak kuasa dibendung sambil bercerita kepada salah satu Ulama ketika habis sholat dan suasana mulai hening. beliau bercerita bahwa 2 hari yang lalu beliau di PHK dari tempat kerjanya sementara Istri dan anaknya masih membutuh banyak biaya, dari biaya untuk bertahan hidup, biaya sekolah sampai ke biaya kemoterapi yang belum membuahkan hasil jua. Ulama itu mencoba menenangkan hatinya dengan berkata "Pak Fulan Percayalah Allah tak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan Manusia itu sendiri dan yakinlah Allah akan memberikan jalan keluar yang terbaik untuk keluarga bapak"
Pak Fulan yang dikenal dg sosok orang yang baik hati, ramah dan Insyaallah Sholeh yang selalu IstiQomah dijalanNYa. aku sungguh terharu mendengar cerita beliau kala itu setelah itu beberapa bulan aku tak mendengar berita pak fulan tp beberapa waktu lalu ku dengar bahwa ibu fulanah meninggal dunia karna tak sanggup lagi menahan kanker ganas yang membuat perutnya semakin membesar hingga cairan keluar dari tiap pori porinya.
dari jauh Ku lihat pak fulan berkata kepada Ustad ketika kami takziah "Ustad,.. Inilah jawaban dari Allah bahwa Allah tak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan kita, ketika saya kehilangan pekerjaan dan tak sanggup lagi membawa Istri saya kemoterapi, saat itulah Allah memangil Istri saya. saya Ikhlas melepas kepergian Istri saya dan saya yakin inilah jalan yang terbaik buat keluarga saya."
Subhanallah,... Kisah pak fulan benar-benar membuka fikiran ana, segala ketetapan Allah adalah yang terbaik buat kita semua. Wallahu A'lam Bishawab :)
Afwan.. Jika masih banyak kesalahan dlm penulisan kisah ini yg masih jauh dari sempurna. Kesalahan itu milik ana dan kesempurnaan itu milik Allah
Rabu, 12 Juni 2013
Siri 10 Muwasofat
|
Mustawa
|
Pemula
|
|
Muwasofat
|
Bermanfaat kepada orang lain (نافع لغيره)
|
||
Ciri Muwasofat
|
Berbuat baik
terhadap kedua iba bapak
|
||
Sa’ad bin Abi Waqas – semoga Allah merahmatinya – menerapkan bagaiman konteks Birrul Walidain mempertahankan keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Saat ibunya mengetahui bahwa Sa’ad memeluk agama Islam, ibunya mempengaruhi dia agar keluar dari Islam sedangkan Sa’ad terkenal sebagai anak muda yang sangat berbakti kepada orang tuanya. Ibunya sampai mengancam kalau Sa’ad tidak keluar dari Islam maka ia tidak akan makan dan minum sampai mati. Dengan kata-kata yang lembut Sa’ad merayu ibunya “ Jangan kau lakukan hal itu wahai Ibunda, tetapi saya tidak akan meninggalkan agama ini walau apapun gantinya atau risikonya”.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tua ibu bapanya…” (QS. Al-Ahqaaf: 15)
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kami jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: ‘Wahai, Rabb-ku, kasihilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (QS. Al-Israa’: 23-24)
Dari Anas bin Nadzr al-Asyja’i, beliau bercerita, suatu malam ibu dari sahabat Ibnu Mas’ud meminta air minum kepada anaknya. Setelah Ibnu Mas’ud datang membawa air minum, ternyata si Ibu sudah tidur. Akhirnya Ibnu Mas’ud berdiri di dekat kepala ibunya sambil memegang bekas berisi air tersebut hingga pagi. (Diambil dari kitab Birrul walidain, karya Ibnu Jauzi)
Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan. Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya: “Ya, Raslullah, apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya: “Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?” Laki-laki itu menjawab: “Masih.” Beliau bersabda: “Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya.” (HR. Bukhari no. 3004, 5972, dan Muslim no. 2549, dari Ibnu ‘Amr radhiyallahu ‘anhu)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika ia berkata: “Ayahku ingin mengambil hartaku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kamu dan hartamu milik ayahmu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Hendaknya seseorang membuat kedua orang tua ridha dengan berbuat baik kepada para saudara, karib kerabat, teman-teman, dan selain mereka. Yakni, dengan memuliakan mereka, menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka. Akan disebutkan nanti beberapa hadits yang berkaitan dengan masalah ini.
Apabila kedua orang tua bersumpah kepada anaknya untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena itu termasuk hak mereka.
Mencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya.” Para Sahabat bertanya: “Ya, Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya?” Beliau menjawab: “Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi SAW bersabda, “Apabila manusia sudah meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendo’akan dirinya.” (HR. Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan kisah Ibrahim Alaihissalam dalam Al-Qur’an:
“Ya, Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku…” (QS. Ibrahim: 41)
4. Memuliakan Rakan-Rakan Kedua Orang Tua
Ibnu Umar berkata aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik ialah seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya tersebut meninggal.” (HR. Muslim)
“Barang siapa ingin menyambung silaturahim ayahnya yang ada di kuburannya, maka sambunglah tali silaturahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal.”(HR. Ibnu Hibban)