Senin, 26 Mei 2014

MATERI TARBIYAH


   1. Ma'rifatul Insan - Risalatul Insan

Misi Manusia
Sasaran :


  •   Memahami bahwa tugas khilafah adalah imarah dan ri’ayah dengan ber-amar ma’ruf nahi munkar; mampu menyebutkan bagaimana menumbuhkannya
  •    Memahami unsur-unsur yang dipelihara dalam tugas-tugas kekhilafahan sehingga mampu menyebutkan contoh contoh perbandingannya dengan konsep jahiliyah.
  •     Mampu menyebutkan syarat-syarat umum untuk mencapai fungsi khilafah.


Sinopsis :

Manusia diciptakan Allah swt untuk beribadah kepadaNya sehingga dari ibadah itu muncul ketaqwaan. Dengan taqwa, seorang mu’min memperoleh izzah bagi peranan khilafah alam dan manusia.
Tugas khalifah di muka bumi adalah membangun (al imarah) dan memelihara (ar ri’aayah) - dengan cara amar ma’ruf nahi munkar - atas 5 hal : diin, nafs, akal, maal dan nasl.
Syarat untuk menggapai fungsi kekhilafahan : kekuatan aqidah, kekuatan akhlaq, kekuatan jama’ah, kekuatan ilmu, kekuatan maal dan kekuatan jihad.

2. Ma'rifatul Insan - Attawaazun

 Keseimbangan
Sasaran :

  • Memahami bahwa peranan fitrah manusia dalam memelihara pribadi sangat ditentukan oleh sikap tawazun yang diatur dalam Islam.
  •  Menyadari perlunya pemenuhan konsumsi ruh, akal dan jasad secara seimbang sesuai bimbingan Allah.
  • Termotivasi untuk meningkatkan keimanan, pengetahuan dan kesehatan dengan aktif di dunia da’wah serta dunia ilmu pengetahuan dan dunia usaha yang islami.
Sinopsis :
Manusia diciptakan Allah dalam keadaan fitrah yang bersifat hanif kepada Islam. Salah satu sifat fitrah itu adalah menjaga keseimbangan antara ruh, akal dan jasad.
Keperluan jasad adalah makan, istirahat dan olah raga. Memenuhi keperluan jasad berarti menyeimbangkan konsumsi jasad agar tidak sakit. Keperluan akal adalah ilmu. Memenuhi keperluan akal berarti menuntut ilmu agar tidak bodoh dan merugi. Sedangkan keperluan ruh adalah dzikrullah.
Ketiganya harus dikelola sescara seimbang agar mendapatkan kenikmatan lahir dan batin.
Hasiyah :
¨ Fitrah hanif
Allah swt menciptakan manusia secara fitrah dan diberikan kecenderungan yang hanif kepada sesuatu yang baik, sehingga dapat menilai mana yang baik dan man yang buruk khususnya kepada nilai-nilai yang universal. Fitrah sedemikian ini perlu dijaga dan jangan sampai tertutup kepada maksiat dan dosa sehingga firahnya tak lagi berfungsi dengan baik dalam menilai.
Dalil : manusia fitrah (QS. 30 : 30, 7 : 712, 75 : 14) lurus (QS. 30 : 30)
¨ Tawazun
Allah swt menciptakan alam tanpa ada satupun yang tidak seimbang (tidak proporsional).Keseimbangan manusia adalah proporsionalnya konsumsi dan fungsi ruh, akal dan jasad.
Dalil : seimbang (QS. 55 : 7, 9)
¨ Jasad
Manusia diperintahkan mengkonsumsi makanan yang baik yang dibutuhkan jasad dan menjauhi makanan yang haram dan merusak jasad. Arahan ini adalah agar jasad dapat difungsikan dengan optimal bagi ibadah.
Dalil : gizi tubuh, makanan dan kesehatan (QS. 2 : 168)
¨ Akal
Allah swt menyuruh kita untuk mendayagunakan akal fikiran untuk :
merespon ilham dari peristiwa alam
mendekatkan diri kepada Allah
Dalil : akal, gizi akal, ilmu (QS. 96 : 1, 55 : 1-4)
¨ Ruh
Ketenteraman dan kedamaian ruh adalah hasil dari mengkonsumsi gizi ruh : dzikrullah.
Dalil : ruh, gizi ruh, dzikrullah (QS. 73 : 1-20, 13 : 28, 3 : 191)
¨ Nikmat
Terpenuhinya konsumsi ketiga hal tersebut bagi manusia menakibatkan hadirnya kenikmatan zhahir dan batin
Dalil : dengan terpenuhinya konsumis ketiganya akan didapat nikmat zhahir dan batin (QS. 31 : 20).


3. Ma'rifatul Insan - Nataijut Taqwa

Hasil Taqwa
Sasaran :

  • Memahami makna taqwa dan jalan untuk mencapainya.
  •  Memahami keutamaan yang diperoleh di dunia dan di akhirat bagi orang yang bertaqwa.
  • Termotivasi untuk menggapai derajat taqwa dengan melaksanakan perintahNya dan menajuhi laranganNya.
Sinopsis :
Ibadah menghasilkan taqwa. Sedangkan taqwa akan menghasilkan kebaikan di dunia di antaranya adalah ‘izzah, furqan, keberkahan, jalan keluar, rizqi, kemudahan. Hasil kebaikan di akhirat bagi orang bertaqwa meliputi dihapuskannya kesalahan, diberi ampunan dan pahala yang besar.
Hasiyah :
¨ Furqan
Dengan taqwa, Allah swt akan memberikan kepada kita furqan yaitu kemampuan membedakan dan memisahkan antara yang haq dengan yang batil, mana yang perlu diikuti dan mana yang tidak.
Dalil : furqan (QS. 98 : 29)
¨ Barakah
Bagi orang yang beriman dan bertaqwa, Allah swt akan melimpahkan barakah, yaitu kehidupan yang memiliki faedah bagi makhluq disekelilingnya sehingga menjadikan hidup tenang dan tenteram.
Dalil : barakah (QS. 7 : 96)
¨ Makhraja
Jalan keluar (makhraja) adalah juga sesuatu yang dilimpahkan Allah swt kepada orang yang beriman dan bertaqwa. Setiap kesulitan hidup yang dijumpainya dapat teratasi dengan hadirnya petunjuk jalan keluar dari Allah swt. Kemudahan ini hanya diperoleh bagi mereka yang bertaqwa, bersungguh-sungguh dan bertawakkal.
Dalil : makhraja (QS. 65 : 2)
¨ Rizqi
Rizqi yang halal akan dirasakan nikmat sebagai balasan bagi mereka yang bertaqwa. Bila sedikitakan bershabar atau jika banyak malah bersyukur, sehingga kesemuanya bukanlah fitnah yang menyulitkan.
Dalil : rizqi (QS. 65 :3)
¨ Kemudahan
Kemudahan akan ditampakkan sebagai balasan bagi mereka yang bertaqwa. Dengan bertaqwa kepada Allah swt, bisa saja diturunkan secara langsung ataupun dihadirkan dalam bentuk ketenangan jiwa dan kedamaian berislam, sehingga kesemuanya dirasakan bukanlah sebagai masalah.
Dalil : kemudahan (QS. 65 : 9)
¨ Kebaikan di dunia
Kebaikan dan kenikmatan di dunia bagi orang yang bertaqwa adalah barakah, jalan keluar, rizqi dan kemudahan.
Dalil : kebaikan di dunia (QS. 2 : 200)
¨ Kebaikan di akhirat
Kebaikan dan kenikmatan di akhirat bagi orang yang bertaqwa adalah dihapuskannya kesalahan yang dikerjakan, diampuni dosanya dan ganjaran pahala yang besar.
Dalil : kebaikan di akhirat , ampunan dan pahala yang besar (QS. 6 : 65)

4. Ma'rifatul Insan - Nataijul Ibadah


Hasil Ibadah
Sasaran :

  • Memahami makna ibadah salimah.
  •  Memahami unsur-unsur yang dihasilkan dan wajib diwujudkan dalam beribadah secara benar.
  •  Memahami hubungan antara ibadah salimah dengan taqwa.
Sinopsis :
Nataijul ibadah (buah/hasil dari ibadah) adalah taqwa. Bagaimana cara agar ibadah-ibadah yang kita lakukan berbuah taqwa ? Prinsip-prinsip yang harus diwujudkan : iman kepada Allah, berislam, bertindak ihsan, tawakal atas segala urusan, cinta kepada Allah dan rasulNya, menumbuhkan harap atas ibadah yang dilakukannya, ibadah diiringi rasa takut kepadaNya, mengiringi ikhtiar dengan do’a, ibadah dilakukan dengan khusyu’. Ibadah dengan melaksanakan prinsip-prinsip sedemikian insya Allah mendapatkan hasil taqwa.
Dalil :
ibadah salimah dapat menghantarkan kepada buah taqwa apabila pencapaiannya melalui
§ iman (QS. 4 : 136)
§ islam (QS. 2 : 112)
§ ihsan (QS. 16 : 97, 2 : 195)
§ tawakal (QS. 11 : 88)
§ cinta (QS. 2 : 165)
§ berharap (QS. 2 : 218, 18 : 110)
§ taat (QS. 76 : 7)
§ berdo’a (QS. 25 : 77)
§ khusyu’ (QS. 2 : 45-46)
  • Ma'rifatul Insan - Qobulul Ibadah


    Diterimanya Ibadah

    Sasaran :
    • Memahami syarat-syarat dikabulkannya ibadah.
    • Dapat melaksanakan syarat-syarat tersebut.
    • Termotivasi untuk senantiasa mengikuti minhaj.
    Sinopsis :

    Agar dikabukan/diterima Allah swt., ibadah harus memenuhi beberapa persyaratan. Ibadah terbagi menjadi dua bagian : ibadah mahdhah (ritual) dan ibadah ghairu mahdhah (non ritual). Ibadah mahdhah adalah ibadah khusus dengan syarat : niat yang benar, disyari’atkan, dengan berpedoman pada cara tertentu. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah memiliki ciri-ciri : niat ikhlash, tergolong aktivitas amal shalih, wajib mengikuti pedoman (As Sunnah) tetapi dalam segi cara perlu berlandaskan pula kepada situasi dan keadaan..

    Hasiyah :

    Ibadah

    a)Ibadah mahdhah

    Dalil : syarat-syaratnya adalah
    • niat yang benar (QS. 98 : 5, 39 : 11, 14)
    • disyariatkan (QS. 59 : 7)
    • mengikuti cara (As Sunnah)
    • wajib ittiba’ dalam konsep maupun caranya (QS. 7 : 157)
    b)Ibadah ghairu mahdhah

    Dalil : syarat-syaratnya adalah
    • niat yang benar (QS. 98 : 5, 39 : 11, 14)
    • termasuk ‘amal shalih (QS. 103 : 3, 95 : 8)
    • wajib ittiba’ dalam konsep (QS. 3 : 31)
  • Ma'rifatul Insan - Syumuliyatul Ibadah


    Kesempurnaan Ibadah
    Sasaran :
    • Memahami integralitas ibadah dalam Islam.
    • Dapat menyebutkan bentuk-bentuk ibadah tersebut secara garis besar dalam berbagai lapangan kehidupan.
    • Termotivasi menjadikan seluruh gerak hidupnya sebagai pengabdian kepada Allah.
    Sinopsis :
    Ibadah dalam Islam bersifat integral dan komprehensif, karena memiliki beberapa aspek yang merangkum berbagai persoalan kehidupan.
    Ibadah dalam Islam mencakup seluruh permasalahan diin, seperti masalah yang wajib, mandub, mubah, dsb.
    Ibadah dalam Islam mencakup seluruh permasalahan kehidupan seperti ‘amal shalih, membangun bumi, menegakkan diin.
    Ibadah dalam Islam juga mencakup selurh keadaan manusia yang berkaitan dengan hati, akal dan anggota tubuh.

  • Ma'rifatul Insan - Haqiqotul Ibadah


    Hakikat Ibadah
    Sasaran :
    • Memahami hakikat beribadah kepada Allah.
    • Memahami makna dan tujuan ibadah sebagai tujuan kehidupan manusia.
    • Termotivasi untuk menjadikan selurh aspek kehidupannya untuk diabdikan kepada Allah.
    Sinopsis :

    Hakikat beribadah kepada Allah adalah meng-ilah-kan Allah dan mengingkari thaghut; ini adalah tugas bagi kehidupan manusia. Motivasi beribadah adalah mensyukuri atas seluruh nikmat yang telah diberikanNya kepada kita dan merasakan keagungan Allah swt melalui ciptaanNya di alam semesta.

    Ibadah yang dilakukan bertujuan menghinakan diri, kecintaan dan ketundukan. Ibadah dilakukan dengan penuh harap dan rasa takut.

    Hasiyah :

    ¨ Sumber pelaksanaan ibadah

    Dalil :merasakan banyaknya nikmat Allah swt (QS. 16 : 18, 55 : 13, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 31 : 20, 14 : 7) dan merasakan keagungan Allah swt (QS. 7 : 54, 67 : 1)

    ¨ Ibadah

    Dalil : Ibadah bertujuan merendahkan diri (QS. 7 : 55), kecintaan (QS. 2 : 165), ketundukan (QS. 4 : 125)

    ¨ Takut dan harap

    Dalil : Ibadah dilakukan dengan takut (QS. 7 : 55-56, 9 : 13, 33 : 39, 2 : 41) & harap (QS. 21 : 90, 94 : 8)

  • Ma'rifatul Insan - Sifatul Insan


    Sifat Manusia

    Sasaran :

    • Memahami dua jalan yang diberikan Allah kepada manusia melalui jiwanya.
    • Memahami bahwa untuk meningkatkan kualitas taqwa ia harus beribadah dengan senantiasa mensucikan jiwa.
    • Termotivasi untuk meninggalkan sifat buruk yang membawa kepada maksiat.

    Sinopsis :

    Jiwa manusia diberi dua jalan pilihan : taqwa dan fujur. Manusia bertaqwa adalah manusia yang selalu membersihkan dirinya (tazkiatun nafs) sehingga muncul pada diri mereka sifat syukur, shabar, penyantun, penyayang, bijaksana, taubat, lemah lembut, jujur dan dapat dipercaya, lalu berakhir kepada kejayaan. Manusia yang menempuh jalan fujur, dominan dalam memperturutkan syahwatnya, cenderung bersifat tergesa-gesa, berkeluh kesah, gelisah, dusta, bakhil, kufur, berbantah-bantahan, zalim, jahil, merugi dan bermuara kepada kefatalan.



    Hasiyah :

    ¨ Nafsul insan

    Dalil : jiwa manusia diberi dua jalan pilihan (QS. 90 : 10, 91 : 8, 76 : 3, 64 : 2, 18 : 29)

    ¨ Taqwa

    Dalil : tazkiatun nafz (QS. 91 : 8, 87 : 14-15, 62 : 4) akan memperoleh kejayaan (QS. 87 : 14-15)

    ¨ Fujur

    Dalil :
    • mengotori jiwa (QS. 91 : 10)
    • memperturut ketergesa-gesaan (QS. 17 : 11, 21 : 37)
    • berkeluh kesah (QS. 70 : 19)
    • gelisah (QS. 70 : 20)
    • dusta (QS. 17 : 100)
    • bakhil (QS. 14 : 34)
    • kufur (QS. 14 : 13)
    • susah payah (QS. 90 : 4)
    • berdebat (QS. 18 : 54)
    • berbantah-bantahan
    • zalim
    • jahil
    • merugi
    • bermuara kepada kefatalan
  • Ma'rifatul Insan - Nafsul Insan


    Nafsu Manusia

    Sasaran :

    • Memahami kedudukan ruh dan hawa nafsu yang mempengaruhi jiwa manusia hingga menimbulkan kondisi-kondisi kejiwaan.
    • Memahami bahwa dzikir, akal atau syahwat dapat menimbulkan tiga nafsu jiwa : muthmainnah, lawwaamah dan amarah.
    • Termotivasi untuk meningkatkan keimanan dan ruhul jihad sehingga menggapai nafsu muthmainnah.

    Sinopsis :

    Nafsu manusia senantiaa berubah-ubah bergantung kepada sejauh mana kekuatan ruh saling tarik dengan hawa nafsu. Pertempuran selalu berlaku bagi keduanya. Manusia yang ruh (islam)nya dapat menekan hawa nasunya dengan dzikrullah, maka ia memiliki nafsul muthma’innah.

    Hasiyah :

    Dalil : nafsu manusia (QS. 91 : 7-10)


    Ruh di atas hawa nafsu

    Dalil : ruh menguasai hawa nafsu (QS. 29 : 45)

    berorientasi dzikr (QS. 3 : 191, 13 : 28)

    jiwa yang tenang (QS. 89 : 27-30)


    Ruh tarik menarik dengan hawa nafsu

    Dalil : ruh senantiasa tarik menarik dengan hawa nafsu (QS. 4 : 137, 143)

    berorientasi akal/akal-akalan (QS. 2 : 9)

    jiwa yang selalu menyesali dirinya (QS. 75 : 2)


    Ruh di bawah pengaruh hawa nafsu

    Dalil : ruh dibawah pengaruh dan dikuasai hawa nafsu (QS. 25 : 43, 45 : 23)

    berorientasi syahwat (QS. 3 : 14)

    jiwa yang selalu menyuruh kepada kejahatan (QS. 12 : 53)


  • Ma'rifatul Insan - Potensi Manusia


    Potensi Manusia

    Sasaran :
    • Memahami bahwa potensi pendengaran, penglihatan dan hati (akal) akan dimintai pertanggungjawaban dalam melaksanakan ibadah.
    • Memahami bahwa melaksanakan tugas ibadah akan mempertahankan posisi kekhilafahannya.
    • Memahami dan menyadari bahwa khianat/tidak melaksanakan tugas ibadah akan berakibat kepada diri sendiri

    Sinopsis :

    Potensi manusia yang terdiri dari pendengaran, penglihatan dan hati (akal) merupakan instrumen yang diberikan oleh Allah untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dibebankanNya. Sebab dengan semuanya itu manusia dapat memperoleh kelebihan-kelebihan sehingga dapat menjalankan amanah : beribadah dan manjalankan fungsi kekhilafahan. Dengan kekhilafahan ini, manusia mendayagunakan potensinya tersebut untuk membimbing alam. Bagi mereka yang khianat terhadap segenap potensi yang diberikanNya tersebut, ia akan mendapat kerugian dan Allah swt memberi julukan kepada mereka : bagaikan hewan ternak, seperti anjing, seperti monyet, seperti babi, seperti kayu, seperti batu, seperti laba-laba dan seperti keledai.


    Hasiyah :

    ¨ Potensi manusia

    Dalil : pendengaran, penglihatan dan hati (akal)

    ¨ Mas’uliyah

    Manusia dengan segenap potensi dan kelebihan-kelebihan harus bertanggung jawab dan menyadari perannya. Tugas/amanah yang dibebankan sebagai refleksi atas potensi dan kelebihan-kelebihan yang telah diterimanya itu adalah beribadah, tetapi tidak semua manusia bersedia menerima amanah ini dan sebagian menolaknya.

    Dalil : dengan ketiga potensi dan kelebihan-kelebihan lainnya manusia mendapat tugas beribadah (QS. 2 : 21, 51 : 56)

    ¨ Khilafah

    Bagi yang menyadari potensi-potensi yang telah diberikan dan beribadah kepada Allah (berislam) maka status khilafah disandangnya. Khilafah bukan berarti pemilik asal, tetapi ia hanya bertindak selaku pemelihara alam yang Allah telah ciptakan. Maka mendayagunakan alam dan menjalankan fungsi kekhilafahan harus selaras dengan kehendak Sang Pemilik Alam dan tidak menentangNya.

    Dalil :

    menjadikan kewajiban, bersikap amanah, memperoleh kedudukan khilafah (QS. 24 : 55, 48 : 29)

    makna khilafah bukan berarti pemilik asal, tetapi hanya pemelihara (QS. 35 : 13, 40 : 24-25, 53)

    mendayagunakan alam dan menjalankan fungsi kekhilafahan harus selaras dengan kehendak Sang Pemilik Alam (QS. 76 : 30, 26 : 68)

    tidak menentang terhadap aturanNya (QS. 100 : 6-11)

    ¨ Lalai

    Mereka yang lalai tidak menyadari potensi yang telah diberikan kepadanya dan tidak bertanggung jawab, akan mendapatkan kerugianyang amat besar, bahkan dianggap setara dengan makhluq yang lebih rendah derajatnya; tidak bernilai di sisi Allah swt.

    ¨ Dalil : lalai dari kewajiban, bersikap khianat berarti

    bagaikan hewan ternak (QS. 7 : 179, 45 : 2, 25 : 43-44)
    • seperti anjing (QS. 7 : 176)
    • seperti monyet (QS. 5 : 60)
    • seperti babi (QS. 63 : 4)
    • seperti kayu (QS. 2 : 74)
    • seperti batu (QS. 29 : 41)
    • seperti laba-laba (QS. 62 : 5)
    • seperti keledai
  • Ma'rifatul Insan - Hakikat Manusia


    Hakikat Manusia
    Sasaran :
    • Memahami kedudukan manusia sebagai makhluq yang lemah dan bagaimana dengan kelemahan itu dapat digapai kemuliaan.
    • Memahami tugas yang dibebankan kepada manusia, pilihan yang benar dalam tugas tersebut dan tanggung jawab bagi pelaksanaannya atau pengingkarannya.
    Sinopsis :

    Hakikat manusia - menurut Allah selaku Khaliq - adalah sebagai makhluq, dimuliakan, diberikan beban, bebas memilih dan bertanggung jawab. Manusia sebagai makhluq bersifat fitrah : lemah, bodoh dan faqir.

    Manusia diberikan kemuliaan karena mamiliki ruh, keistimewaan dan ditundukkannya alam baginya. Manusia juga dibebankan Allah swt untuk beribadah dan menjalankan peranan sebagai khalifah di bumi yang mengatur alam dan seisinya.

    Manusia pada hakikatnya diberikan kesempatan memilih antara beriman atau kafir, tidak seperti makhluq lainnya yang hanya ada satu pilihan saja yaitu hanya berislam. Manusia bertanggung jawab atas pelaksanaan bebanan yang diberikan baginya berupa : surga bagi yang beramal islami atau neraka bagi yang tidak beramal islami.


    Hasiyah :

    Hakikat manusia :

    ¨ Yang diciptakan.

    Dalil : berada dalam fitrah (QS. 30 : 30), bodoh (QS. 33 : 72), lemah (QS. 4 : 28) dan fakir (QS. 35 : 15).

    ¨ Yang dimuliakan

    Dalil : ditiupkan ruh (QS. 32 : 9), memiliki keistimewaan (QS. 17 : 70), ditundukkannya alam baginya (QS. 45 : 12, 2 : 29, 67 : 15).

    ¨ Yang menanggung beban

    Dalil : ibadah (QS. 51 : 56), khilafah (QS. 2 : 30, 11 : 62).

    ¨ Yang bebas memilih

    Dalil : bebas memilih iman atau kufur (QS. 90 : 10, 76 : 3, 64 : 2, 18 : 29).

    ¨ Yang mendapat balasan

    Dalil : bertanggung jawab (QS. 17 : 36, 53 : 38-41, 102 : 8), berakibat syurga (QS. 32 : 19, 2 : 25, 22 : 14) atau neraka (QS. 32 : 20, 2 : 24).

  • Ma'rifatul Insan - Pengenalan Manusia


    Ma'rifatul Insan
    Pengenalan Manusia
    Sasaran :
    • Memahami pengertian manusia sebagai makhluq yang terdiri dari ruh dan jasad yangdimuliakan oleh Allah dengan tugas ‘ibadah dan kedudukan sebagai khilafah di muka bumi.
    • Memahami potensi dan kelebihan manusia dari pada makhluq lainnya pada hati, akal dan jasadnya.
    Sinopsis :
    Manusia adalah makhluq Allah yang terdiri dari ruh dan jasad yang dilengkapi dengan potensi dan kelebihan dibandingkan makhluq lainnya, yaitu hati, akal dan jasadnya. Dengan hati manusia dapat ber’azam, denga akal dapat berilmu dan dengan jasad manusia dapat beramal. Kelebihan dan kemuliaan manusia ini disediakan oleh Allah untuk menjalankan amanah yaitu ‘ibadah dan khilafah di muka bumi. Peranan dan tugas yang diamalkan ini akan mendapatkan balasan yang setimpal.
    Hasiyah :
    ¨ Manusia (insan)
    Dalil : tanah (QS. 32 : 7-8, 15 : 28), ruh (QS. 32 : 9, 15 : 29)
    ¨ Hati (qalb)
    Dalil : manusia membentuk kemauan/keputusan berdasarkan keyakinan (QS 17 :36), kehendak (QS. 18 : 29). Kebebasan memilih (QS. 90 : 10)
    ¨ Akal
    Dalil : mampu membentuk pengetahuan (QS. 17 : 36, 67 : 10)
    ¨ Jasad
    Dalil : untuk beramal (QS. 9 : 105)
    ¨ Amanah
    Dalil : manusia diberi amanah untuk menjalankan ibadah (QS. 83 : 72) & fungsi kekhilafahan (QS.2 : 31).
    ¨ Balasan
    Dalil : manusia menerima balasan pahala (QS. 84 : 25, 16 : 97, 95 :8)


  • Aktivitas Islami


    Sasaran :

    * Memahami bahwa interaksinya dengan Islam wajib membentuk keyakinan, pemikiran, perasaan dan akhlaq yang Islami.
    * Memahami bahwa amal islami hanya terbentuk dari kondisi yang islami melalui tarbiyah dan dakwah
    * Menyadari bahwa nilai ‘amal islami merupakan ibadah yang akan membentuk ketaqwaan dan memperoleh tamkin dari Allah yang ditunjukkan dengan bukti dalam bentuk kepercayaan dan amanah.


    Sinopsis :

    Bertaamul dengan Islam akan membentuk : keyakinan (i’tiqadi), fikrah, perasaan (syu’uriy) dan akhlaq yang akan mewujudkan kondisi yang islami (maudhu’ islamiy) dan kemudian membentuk sikap yang islami (mauqifu islamiy). Sikap yang islami berarti memiliki kecenderungan yang positif terhadap nilai-nilai Islam sehingga dapat menimbulkan amal islami yang berbentuk tarbiyah dan da’wah . Semua amal ini adalah ibadah kepada Allah dan ditujukan hanya kepada Allah saja sehingga mengapai derajat taqwa. Amal islami mendapat pembuktian dari Allah yang berbentuk kepercayaan (tsiqah), pertolongan dan amanah. Kesemuanya ini diperlukan dalam rangka memperoleh eksistensi.


    Ringkasan Dalil :

    * Bertaamul dengan Islam akan membentuk : keyakinan (i’tiqadi), fikrah, perasaan (syu’uriy) dan akhlaq yang akan mewujudkan kondisi yang islami (maudhu’ islamiy) (QS. 59 : 9) dan kemudian membentuk sikap yang islami (mauqifu islamiy) (QS. 59 : 10, 3 : 146-147).
    * Amal islami berbentuk tarbiyah dan da’wah (QS. 41 : 33). Semua amal ini merupakan ibadah kepada Allah saja (QS. 16 : 36) untuk mengapai derajat taqwa (QS. 2 : 21, 8 : 29). Amal islami mendapat pembuktian dari Allah (QS. 11 : 17) yang berbentuk kepercayaan (tsiqah) (QS. 21 : 105), pertolongan (QS. 47 :7) dan amanah (QS. 4 : 58).
    * Kesemuanya ini diperlukan dalam rangka memperoleh eksistensi (QS. 24 : 55)


  • Tabiat Agama Islam


    Sasaran :


    * Memahami sifat-sifat diinul Islam yang menjadi ciri khas penampilannya sepanjang sejarah.
    * Dapat memberikan dalil naqli dan dalil aqli bagi setiap sifat tersebut serta menyebutkan contoh-contohnya.
    * Menyadari peranannya dalam perjuangan Islam dengan upaya menampilkan ciri-ciri tersebut pada dirinya, keluarga maupun masyarakat.


    Karakteristik Diin Al Islam :

    * Diin yang bersih dari syirik dan sesuai dengan fitrah; membentuk pribadi mukhlis dan hanif (QS. 39 : 2,11,14, 7 : 172, 30 : 30).
    * Diin yang penuh dengan tatanan nilai dan konsep; membentuk pribadi yang bermutu dan bermanhaj (QS. 36 : 1-2, 43 : 4).
    * Diin akhlaq/moral dan hukum; membentuk pribadi yang berakhlaq dan bijaksana (QS. 4 : 36, 105).
    * Diin kebersihan dan kesucian; membentuk pribadi yang bersih dan suci (QS. 9 : 108).
    * Diin ilmu dan amal; membentuk pribadi yang berilmu dan aktif bekerja (QS. 47 : 19, 2 : 44)
    * Diin ilmu dan pemikiran; membentuk pribadi yang berilmu dan pemikir (QS. 9 : 122).
    * Diin kerja dan harapan; membentuk pekerja yang optimis (QS. 9 : 105, 46 : 19, 4 : 123-124).
    * Diin yang kuat dan bertanggung jawab; membentuk pribadi yang teguh dan dapat dipercaya (QS. 28 : 26).
    * Diin yang bermartabat dan penyayang; membentuk pribadi yang berprestise dan santun (QS. 9 : 128, 49 : 10).
    * Diin daulah dan ‘ibadah; membentuk politikus yang ‘abid (QS. 73 : 20).
    * Diin pedang dan Al Qur’an; membentuk pribadi mujahid yang robbani (QS. 9 : 111, 3 : 79).
    * Diin harakah dan minhaj; membentuk pribadi mutaharrik yang minhaji (QS. 9 : 38-39, 16 : 125, 12 : 108).
    * Keseluruhannya merupakan pribadi islami. (QS. 3 : 110)

  • Islam Agama Yang Benar


    Sasaran :

    * Memahami pengertian ad diin dan mampu menjelaskan kesalahpahaman masyarakat atas pengertian ad diin.
    * Membuktikan berdasarkan dalil aqli dan dalil naqli bahwa : Islam adalah diinul haq dan selainnya pastilah diinul baathil.
    * Menyadari bahwa Islam sebagai diinul haq adalah petunjuk yang lurus dan membawa keridhaan Allah. Di lain pihak, selain Islam adalah sumber keahiliyahan yang membawa kepada kesesatan dan kemurkaan Allah.


    Ringkasan Dalil :

    * Allah yang Maha Pencipta (QS.10 : 4, 61 : 9, 67 :3)
    * Allah yang Maha Mengetahui (QS. 61 : 14, 36 :79)
    * Allah yang Maha Bijaksana (QS.59 : 24, 61 : 1, 62 :1)
    * Allah adalah Al Haq (QS.10 : 32, 22 : 62)
    * Diinullah adalah Diinul Haq (QS. 9 : 33, 48 : 28, 61 : 9)
    * Islam (QS. 3 : 19, 85) membawa kepada petunjuk (QS. 6 : 153, 1 : 5-6)
    * Selain Allah adalah makhluq (QS. 22 : 73, 16 : 17) yang sangat bodoh (QS. 3 : 73) yang berorientai kepada zhan (QS. 10 : 36, 6 : 116)
    * Selain Allah adalah bathil (QS. 10 : 32, 22 : 62), berarti (membuat) selain diinullah merupakan diinul baathil yaitu kejahiliyahan (QS. 5 : 50, 39 : 64) yang menyeru kepada kesesatan (QS. 1 : 7, 2 : 120, 6 : 153).

  • Islam Sebagai Fikrah


    Sasaran :

    * Memahami Islam sebagai fikrah yang sesuai dengan fithrah dan bashirah manusia.
    * Menyadari bahwa hanya islamlah yang dapat memberikan jawaban yang benar tentang ketuhanan, kenabian, peribadatan, alam semesta, manusia dan hakikat kehidupan.
    * Termotivasi untuk menerapkan ‘amal islami berlandaskan fikrah islamiyah di tengah masyarakat.


    Sinopsis :

    Manusia yang diciptakan Allah terbagi menjadi muslim dan kafir. Realitas ini menunjukkan bahwa terdapat manusia yang membawa kebenaran dan ada yang membawa kebatilan. Perbenturan akan selalu berlaku di antara keduanya karena landasan yang digunakan untuk berfikir dan bertindak adalah berbeda. Islam adalah sumber fikrah dan kepadanya seorang Muslim merujukkan kerangka fikirnya. Di lain pihak, kaum kuffar merujuk kepada hawa nafsunya. Islam yang haq, jelas, tetap dan sempurna tak akan dapat ditandingi oleh kebatilan.

    Muslim yang beriman menjadikan bashirah sebagai sumber fikrahnya, sedangkan kuffar menjadikan hawa nafsu sebagai sumber fikrahnya. Manusia, baik ia seorang muslim ataupun kafir, memahami sesuatu yang ada disekitarnya berlandaskan keyakinannya. Hal sedemikian juga berkenaan dalam memahami Allah, risalah, ibadah, alam semesta, manusia dan kehidupan.

    Muslim yang beriman dalam memandang segala sesuatu selalu mendayagunakan bashirahnya sehingga selalu muncul tashawur yang sahih, yang berimplikasi kepada munculnya fikrah yang islami. Hal ini yang mengantarkan terwujudnya amal-amal islami. Sebaliknya, pihak kuffar mendasari fikrahnya dari hawa nafsu yang bersifat berubah-ubah dan temporal untuk memenuhi kebutuhan materialisme dan hedonisme saja, sehingga memunculkan tashawur yang salah/rusak. Hal ini yang menghasilkan fikrah jahiliyah dan amal jahili.


    Ringkasan Dalil :

    * Dua bentuk sumber fikrah : kekufuran dengan hawa nafsu dan imen dengan bashirah. Semua dalam rangka memahamai 6 hakikat besar : Allah, risalah ibadah, alam semesta, manusia dan kehidupan.
    * Kekufuran membentuk tashawur yang salah : memunculkan pemikiran jahiliyah, dalam ideologi jahiliyah, diaplikasiakan dalam tingkah laku dan dinamika jahiliyah.
    * Keimanan membentuk tashawur yang benar : memunculkan pemikiran islami, dalam fikrah islamiyah, diaplikasiakan dalam amal Islami dan harakah islamiyah.


  • Islam Sebagai Akhlaq


    Sasaran :

    * Memahami Islam sebagai sistem akhlaq dan mampu membedakan dengan sistem moral lainnya.
    * Mampu meninggalkan akhlaq tercela dari kehidupannya.
    * Berusaha mengaplikasikan akhlaqul karimah sebagai cermin keimanannya kepada Allah dan RasulNya.


    Sinopsis :

    Islam memiliki sistem akhlaq yang mampu membedakan dengan sistem moral lainnya buatan manusia. Sebab akhlaq Islam berpedoman kepada Al Qur’an, yang mengajarkan hubungan Allah sebagai khaliq kepada manusia sebagai makhluq. Akhlaq adalah tingkah laku makhluq yang diridhai oleh Khaliq. Hubungan manusia kepada Allah adalah akhlaq. Bentuk-bentuk hubungan akhlaq adalah : akhlaq kepada Allah (QS. 2 : 186), akhlaq kepada diri sendiri (QS. 2 : 44), akhlaq kepada sesama manusia (QS. 2 : 83, 31 : 17-19), akhlaq kepada alam sekitar (QS. 11 : 61, 7 : 56). Inti dari ajaran akhlaq adalah melepaskan diri dari perbuatan tercela dan menghiasi diri dengan perbuatan mulia.


    Bentuk-bentuk akhlaq :

    * Akhlaq kepada Allah (QS. 2 : 186)
    * Akhlaq kepada diri sendiri (QS. 2 : 44)
    * Akhlaq kepada sesama manusia (QS. 2 : 83, 31 : 17-19)
    * Akhlaq kepada alam sekitar (QS. 11 : 61, 7 : 56)

  • Pedoman Hidup


    Sasaran :

    * Memahami gambaran menyeluruh dari Islam sebagai asas bina, maupun muayyidat dengan hubungan-hubungannya.
    * Dapat menyebutkan contoh-contoh penyelesaian masalah aktual secara Islami dalam bidang kehidupan bermasyarakat.
    * Menyadari bahwa Islam merupakan sistem hidup yang lengkap dan sempurna sehingga termotivasi untuk memasukinya.


    Sinopsis :

    Islam adalah agama yang sempurna. Salah satu bukti kesempurnaannya adalah Islam mencakup seluruh peraturan dan segala aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu Islam sangat sesuai dijadikan sebagai pedoman hidup. Di antara kelengkapan Islam yang digambarkan dalam Al Qur’an adalah mencakup konsep
    keyakinan (QS. 2 : 255),
    moral (QS. 7 : 99),
    tingkah laku (QS. 2 : 138),
    perasaan (QS. 30 : 30),
    pendidikan (QS. 2 : 151, 3 :162, 62 : 2),
    sosial (QS. 24 : 7),
    politik (QS. 3 : 85-86, 12 : 40),
    ekonomi (QS. 9 : 60, 103, 59 : 7),
    militer (QS. 8 : 60, 9 : 5-8),
    hukum/perundang-undangan (QS. 4 : 65).

    Ringkasan Dalil :

    Islam sebagai pedoman hidup :
    * konsep keyakinan (QS. 2 : 255)
    * moral (QS. 7 : 99)
    * tingkah laku (QS. 2 : 138)
    * perasaan (QS. 30 : 30)
    * pendidikan (QS. 2 : 151, 3 :162, 62 : 2)
    * sosial (QS. 24 : 7)
    * politik (QS. 3 : 85-86, 12 : 40)
    * ekonomi (QS. 9 : 60, 103, 59 : 7)
    * militer (QS. 8 : 60, 9 : 5-8)
    * hukum/perundang-undangan (QS. 4 : 65)

  • Islam Dan Ketentuan Allah


    Sasaran :

    * Memahami dan menyadari fithrah alam semesta yang mengikuti sunnatullah : Islam adalah asas alam semesta.
    * Memahami bahwa syari’at Muhammad saw adalah sunnatullah yang sesuai dengan sifat alam semesta tersebut.
    * Menyadari bahwa menerima Islam adalah kembali kepada fithrah, sedangkan menolak Islam berarti menolak fithrah manusia dan alam semesta.

    Sinopsis :

    Allah swt sebagai khaliq memiliki kewajiban dan hak mutlak untuk menentukan aturan bagi kepentingan dan kebaikan manusia serta makhluq lainnya. Aturan yang Allah tentukan berupa Islam dan mendatangkan rasul sebagi uswah dan teladan yang diperuntukkan bagi manusia. Mereka yang mengikuti aturan tersebut disebut adalah Muslim dan yang tidak mengikutinya disebut kafir.

    Allah swt selain menciptakan manusia juga menciptakan alam semesta dan seisinya. Ketertiban, keteraturan dan keselamatan perjalanan kehidupan alam ini berlaku dengan sunnah kauniyah yang Allah berikan kepadanya. Seluruh alam semesta tunduk, bersujud, bertahmid dan berislam kepadaNya. Alam semesta tak ada yang kafir, mereka semuanya muslim dan berserah diri kepada Allah dengan mengikuti segala aturannya.

    Islam merupakan sunnatullah dan ditetapkan kepada alam dan manusia. Sunnatullah kepada alam bersifat mutlak, langgeng dan kontinyu yang merupakan taqdir kauni dalam tunduk kepada Allah. Sedangkan sunnatullah kepada manusia berupa hidayah yang Allah berikan. Hidayah inipun bergantung kepada kehendak dan ikhtiar manusia serta merupakan taqdir syar’i. Kemudian sikap manusia terbagi menjadi dua : menerimanya (muslim) dan menolaknya (kafir).


    Ringkasan Dalil :

    * Allah pencipta (QS. 59 : 23) yang menciptakan alam (QS. 25 : 2) dan menentukan aturan (QS. 25 : 2, 54 : 59, 15 : 20).
    * Seluruh alam semesta sujud, tasbih, tahmid (QS. 13 : 15, 22 : 18, 6 : 50, 59 : 1, 64 : 1, 24 : 41, 17 : 44)
    * Al Khaliq menurunkan taqdir syar’I (QS. 6 : 153, 45 : 18).
    * Islam sebagai Diin (3 : 19, 85)
    * Rasul sebagai contoh pelaksanaan diin kepada manusia (QS. 33 : 21)
    * Ada yang menerima (disebut muslim) sesuai dengan alam semesta, ada yang menolak (disebut kafir) subversif di alam semesta.
    * Akam semesta memiliki sifat tunduk kepada Allah secara mutlak

  • Makna Islam


    Sasaran Pembelajaran :

    1. Memahami dasar-dasar yang membentuk istilah Islam serta mampu membedakan dari dasar-dasar konsep hidup yang lain.
    2. Memahami bahwa Islam adalah tunduk kepada wahyu yang diturunkan kepada para nabi sebagai aturan yang merupakan jalan lurus menuju keselamatan kehidupan dunia dan akhirat.
    3. Menyadari bahwa Islam adalh pedoman hidup dari Allah yang tinggi dan tiada kerendahan di dalamnya.

    Sinopsis :

    Islam secara etimologis memiliki makna :
    * menundukkan wajah (QS. 4 : 125)
    * berserah diri (QS. 3 : 83)
    * suci, bersih (QS. 26 : 89)
    * selamat, sejahtera (QS. 6 : 54)
    * perdamaian (QS 47 :35)

    Dengan pengertian secara etimologis ini dapat disimpulkan bahwa Islam memiliki sifat yang dibawanya yaitu berserah diri dan wujud perdamaian. Manakala kalimat Islam didalam Al Qur’an disebut disebut sebagai diin (QS. 3 : 19, 85) yang berarti suatu manhaj. Sistem dan aturan hidup yang menyeluruh dan lengkap. Dengan demikian, kalimat Islam adalah ketundukkan, wahyu ilahi (QS. 53 :4, 21 :7), diin keselamatan dunia-akhirat. Kesimpulan dari makna-makna tersebut : Islam adalah panduan hidup yang lengkap bagi manusia, dengan berserah diri dan tunduk maka ia akan mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian dunia dan akhirat. Akhirnya, Rasulullah bersabda bahwa Islam itu tinggi dan tidak ada kerendahan di dalamnya. Islam itu tinggi dan akan dimenangkan ke atas semua agama, kepercayaan dan ideologi (QS. 48 : 28, 9 : 33).

    Kalimat Islam sebagai Diin (QS. 3 : 19, 85)
    * tunduk
    * wahyu ilahi (QS. 53 :4, 21 :7)
    * diin para nabi dan rasul (QS. 2 : 136, 3 : 84)
    * hukum-hukum Allah (QS. 5 : 48-50)
    * jalan yang lurus (QS. 6 : 153)
    * keselamatan dunia akhirat (QS. 16 : 97, 2 : 200, 28 : 77)
    Islam tinggi dan tak ada kerendahan di dalamnya.

  • Kewajiban Terhadap Rasul


    Sinopsis

    Muslim yang menyebut bahawa Muhammad adalah Rasulullah di dalam syahadatnya maka bererti individu tersebut akan membenarkan apa yang dikhabarkannya, mentaati semua perintahnya, menjauhi apa yang dilarangnya, dan tidak dikatakan beribadah kecuali dengan mengikuti syariatnya. Penerimaan dan ketaatan serta ibadah kepada-Nya melalui petunjuk Rasul adalah hasil dari persaksian ke atas Nabi yang kemudian dari sini muncul kewajiban-kewajiban yang perlu dijalankan.

    Kewajiban kami (muslim) kepada Rasul adalah mengimanainya, mencintai, mengagungkan, membelanya, mencintai para pencintanya, menghidupkan sunnahnya, memperbanyak shalawat, mengikutinya dan mewarisi risalahnya. Dengan kewajiban ini setiap muslim akan sentiasa menjaga dirinya berada di dalam saf Islam. Kewajiban ini sebagai janji dan komitmen dari persaksian kita kepada Nabi bahawa Muhammad SAW adalah RasullulLah.

    Hasiyah

    1. Muhammad RasullulLah.

    Sarahan

    · Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang dijadikan sebagai Nabi dan Rasul penutup. Beliau sebagai model terbaik dan melengkapi nabi dan rasul sebelumnya. Risalah yang dibawanya sangatlah bersesuaian dengan keadaan saat ini dan diperuntukkan bagi semua manusia.

    · Berbagai kelebihan dan keutamaan pada diri Nabi sangatlah banyak, sehingga kita perlu menyimpulkan bahawa beliaulah yang paling sesuai untuk diikuti. Kemudian bagaimanakah kewajiban kita kepadanya?

    Dalil
    · 33:40, Muhammad SAW sebagai Nabi penutup
    · 34:28, diperuntukkan kepada semua manusia

    2. Membenarkan apa yang dikabarkannya

    Sarahan

    · Nabi Muhammad SAW adalah Rasul yang membawa kebenaran. Setiap yang disampaikannya adalah benar dan berasal dari Allah SWT. Beliau mengajak kita untuk beriman dan taat kepada Allah dan Rasuul-Nya. Usaha pertama sebelum kita beriman, kita mesti menerima dan membenarkan apa yang akan kita yakini. Selama kita tidak menerima maka selama itu kita tidak dapat membenarkan risalah Nabi dan juga tidak akan kita beriman kepada-Nya. Orang yang membenarkan risalah-Nya adalah orang yang bertaqwa.

    Dalil
    · Hadits.
    · 39:33, orang yang membawa kebenaran (Muhammad SAW) dan orang-orang yang membenarkannyaadlah mereka itu orang yang taqwa.

    3. Mentaati semua perintahnya

    Sarahan

    · Orang yang beriman adalah tentera yang siap dan sedia mendapat arahan dan perintah dari atasan. Atasan kita adalah allah SWT dan Nabi SAW. Dialah yang berhak sebagai atasan kita kerana dialah pencipta, pemberi rezki, pengatur, dan pemiliki kita. Sedangkan Nabi adalah orang yang ditunjuk langsung oleh Allah sebagai pembimbing kita. Sikap kita yang terbaik adalah dengar dan taat perintah-Nya.Kerana setiap perintah itu adalah untuk kebaikan kita juga.

    Dalil
    · 24:51, sesungguhnya perkataan orang beriman apabila dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, supaya dihukum antara mereka, bahawa mereka berkata: kami dengar dan kami taat. Mereka itulah orang yang menang
    · 5:7, kami dengar, kami taat dan takutlah kamu kepada Allah

    4. Menjauhi apa yang dilarangnya

    Sarahan

    · Muhammad SAW sebagai rasul yang mendapat lesen dari Allah SWT untuk menyampaikan wahyu-Nya maka kita mesti mengiktiraf keadaan beliau dan menjadikan diri Nabi sebagai bahagian di dalam kehidupan kita. Beliau berhak mengatur kehidupan kita kerana ini untuk kebaikan kita sendiri. Oleh kerana itu, apabila beliau melarang sesuatu maka ikuti larangannya. Inilah jaln terbaik.

    Dalil
    · 59:7, &ldots; apa-apa yang diberikan rasul kepadamu, hendaklah kamu ambil dan apa-apa yang dilarangnya, hendaklah kamu hentikan dan takutlah kepada Allah.

    5. Tidak dikatakan beribadah kecuali dengan mengikuti syariatnya

    Sarahan

    · Mentaati Allah mesti melalui ketaatan kepada Rasul. Yang ditaati adalah syariat yang dibawanya sama ada yang disampaikan di dalam Al Qur'an ataupun Sunnah Nabi. Kita tidak akan dapat beribadah kecuali mengikuti Rasul dan syariat-Nya.

    Dalil
    · hadits
    · 4:80, barang siapa mentaati rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah.

    6. Kewajiban terhadap rasululLah

    a.Mengimani

    Sarahan

    · Kewajiban kita terhadap Nabi adalah mengimaninya. Dengancara ini kita akan terhindar dari api neraka dan azab yang pedih

    Dalil
    · hadits.
    · 61:10, 11, suatu perniagaan yang akan melepaskan kita dari azab yang pedih adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjuang di jalan Allah dan Rasul-Nya.

    b. Mencintai

    Dalil
    · hadits,

    c. Mengagungkan

    Dalil
    · (48:7)

    d. Membelanya

    Dalil
    · (9:40, 61:14)

    e. Mencintai para pencintanya

    Dalil
    · (48:29)

    f. Menghidupkan sunnahnya

    Dalil
    · (Hadits, 3:130)

    g. Memperbanyak sholawat

    Dalil
    · (33:56)

    h. Mengikutinya

    Dalil
    · (3:31)

    i. Mewarisi risalahnya

    Dalil
    · (48:28)

    Ringkasan Dalil
    Muhammad RasullulLah: membenarkan apa yang dikabarkannya (Hadits, 39:33),
    Mentaati semua perintahnya (24:51, 5:7, 4:115)
    Menjauhi apa yang dilarangnya (59:7)
    Tidak dikatakan beribadah kecuali dengan mengikuti syariatnya (hadits, 4:80)
    Kewajiban terhadap rasululLah mengimani (hadits, 61:11)
    Mencintai (hadits)
    Mengagungkan (48:7)
    Membelanya (9:40, 61:14)
    Mencintai para pencintanya (48:29)
    Menghidupkan sunnahnya (Hadits, 3:130)
    Memperbanyak sholawat (33:56)
    Mengikutinya (3:31)
    Mewarisi risalahnya (48:28)

  • Kekhususan Risalah Muhammad SAW


    Sinopsis

    Nabi Muhammad SAW mempunyai ciri-ciri yang khusus dibandingkan dengan para rasul lainnya. Diantara ciri-ciri tersebut adalah sebagai nabi penutup, penghapus risalah sebelumnya, membenarkan nabi sebelumnya, menyempurnakan risalah, diperuntukkan bagi manusia seluruh alam, dan sebagai rahmat bagi alam semesta. Ciri-ciri ini dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW dan tidak dimiliki oleh para Rasul sebelumnya. Nabi Muhammad sebagai penutup bererti tidak ada lagi nabi setelah nabi Muhammad SAW, ia pun menghapuskan risalah sebelumnya yang bererti risalah sebelumnya tidak lagi digunakan setelah datangnya Nabi Muhammad SAW, beliaupun membenarkan Nabi sebelumnya dan adanya Nabi Muhammad tidak untuk kaumnya sahaja tetapi bagi seluruh manusia dan bagi semesta Alam.

    RasululLah tampil sebagai pembawa risalah Islam yang mencakupi huda dan dienul Haq. Selain itu hadirnya RasululLah SAW di tengah kita adalah sebagai saksi, pembawa berita gembira dan peringatan, menyeru ke jalan Allah dan sebagai pelita yang menerangi.

    Hasiyah

    1. Khotama Al Anbiya (Nabi penutup)

    Sarahan

    · Allah SWT te;ah menurunkan Nabi sebanyak 124,000 dan Rasul sebanyak 313 orang. Namun demikian di dalam Al Qur'an yang disebutkan hanya sebanyak 25 orang sahaja. Perhatikan Al Qur'an surat 40:78, 4:163-164, 6:84-86. Seperti juga ada diungkapkan bahawa setelah Rasul Musa AS ada sebanyak 36 pelanjut Risalahnya. Sedangkan penutup bagi semua Rasul dan Nabi itu adalah Nabi Muhammad SAW.

    Dalil
    · 33:40, Muhammad itu bukan bapa salah seorang diantara lelaki kamu tetapi dia adalah Rasul Allah dan kesudahan dari Rasul-Rasul Allah

    2. Nasikhu Ar Risalah (penghapus risalah)

    Sarahan

    · Risalah terdahulu hanya untuk kaum tertentu sahaja, sehingga hanya sesuai untuk kaum tersebut. Selain itu risalah terdahulu mengikuti keadaan dan situsai serta keperluaan semasa waktu itu sehingga hanya sesuai pada saat tersebut sahaja.

    · Risalah Nabi Muhammad sebagai pelengkap dari risalah sebelumnya dan sekaligus memansukhkan risalah sebelumnya. Risalah Nabi Muhammad SAW sesuai dan dapat digunakan oleh semua manusia dan dapat diamalkan hingga hari kiamat.

    · Risalah terdahulu yang dibawa oleh ratusan Nabi dan Rasul mempunyai pendekatan dakwah yang sesuai dengan pendekatan kaumnya misalnya pendekatan dakwah Nabi Daud dengan kekuatan fizikal, Nabi Sulaiman pandai bercakap dengan haiwan, pokok, jin dan mempunyai kekuatan memindahkan kerajaan dan sebagainya, Nabi Ibrahim berdakwah dengan memotong semua kepala berhala, Nabi Isa AS tidak berkahwin dan banyak contoh lainnya. Disimpulkan bahawa pendekatan-pendekatan dakwah dan risalah yang dibawa oleh Nabi sebelumnya tidaklah sesuai lagi bagi zaman sekarang.

    Dalil
    · Hadits.
    · 33:40, sebagai penutup nabi. 61:8, membenarkan para nabi sebelumnya.
    · 34:28, ditujukan untuk seluruh manusia.
    · 21:107, menjadi rahmat bagi alam semesta.

    3. Musoddiqu Al Anbiyak (membenarkan para nabi)

    Sarahan

    · Banyak tentangan dan cabaran yang mencuba menghapuskan agama Allah, namun demikian Allah SWT sentiasa menjaga dan memeliharanya dari serangan kaum kafir. Di antaranya dengan memenangkan Islam atas agama lainnya atau dengan menurunkan para Rasul dan Nabi untuk kembali menegakkan kesilapan atau kejahiliyahan ummat. Nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhir melengkapi risalah sebelumnya dan dijadikan sebagai rujukan utama bagi ummat Islam

    Dalil
    · 61:8,9 Mereka hendak memadamkan risalah Allah tetapi Allah SWT pelihara dan menyempurnakannya. Kemudian Allah SWT mengutus Rasul-Nya dengan memberikan petunjuk dan agama yang benar, supaya Dia memenangkan agama Allah itu atas sekalian agama.

    4. Mukammilu Ar Risalah (penyempurna risalah)

    Sarahan

    · Selain membenarkan Rasul dan Nabi sebelumnya yang membawa risalah Islam. Kehadiran nabi Muhammad SAW juga diperuntukkan menyempurnalkan risalah sebelumnya. Risalah sebelumnya cenderung diperuntukkan bagi suatu kaum tertentu sahaja dan bagi saat tertentu. Berbeza dengan Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk semua manusia (tidak untuk kaumnya sahaja) dan berlaku hingga hari kiamat.

    5. Kaafatalinnaas (untuk seluruh manusia)

    Sarahan

    · Rasul Muhammad SAW berbeza dengan para Rasul dan Nabi sebelumnya di mana Nabi Muhammad SAW diutus bagi kepentingan ummat manusia secara keseluruhan dengan tidak mengira suku, bangsa, warna kulit, bahasa dan sebagainya. Sehingga dapat dilihat perkembangan Islam pada masa ini di mana muslim tersebar di seluruh pelusuk dunia.

    Dalil
    · 34:28, Kami tiada mengutus engkau Ya Muhammad melainkan kepada sekalian ummat manusia untuk memberi khabar gembira dan peringatan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui

    6. Rahmatul Alamin (rahmat bagi alam semesta)

    Sarahan

    · Kehadiran Nabi Muhammad SAW di muka bumi ini adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam yang tidak sahaja manusia tetapi juga alam, haiwan, pokok dan sebainya. Manusia pun dengan kehadiran Nabi Muhammad mendapatkan rahmat dan kebaikan. Manusia kafir dan jahiliyah pun mendapatkan rahmat dari kedatangan Islam. Dengan demikian Islam dan Nabi Muhammad tidak hanya untuk ummat Islam tetapi kebaikannya juga dirasakan oleh manusia lainnya. Islam adalah membawa agama fitrah yang sesuai dengan penciptaan manusia, jadi apabila Islam disampaikan maka akan dirasakan sesuai oleh manusia.

    · Alam, haiwan dan pokok pun dilindungi dan dipelihara dengan kedatangan Islam. Umat Islam sebagai khalifah di muka bumi melaksanakan pemeliharaan dan penjagaan alam dengan demikian kestabilan terwujud dan alam serta isinya menjadi damai.

    Dalil
    · 21:107, kami tiada mengutus engkau (ya Muhammad), melainkan menjadi rahmat untuk semesta alam.

    7. Risalatul Islam

    Sarahan

    · Risalah Nabi Muhammad SAW adalah risalah Islam, yang dibawanya adalah sesuatu yang benar. Hal ini tercermin dari akhlak, keperibadian dan sifat-sifat Nabi yang mulia.

    · Inti dari risalah Nabi Muhammad SAW adalah huda (petunjuk) dan dien yang benar. Risalah membawa huda kerana Islam itu sendiri sebagai panduan bagi manusia.

    Dalil
    · 48:28, Dia yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang haq (benar), supaya agama itu mengalahkan semua agama. Dan Allah cukup menjadi saksi.

    8. Ad dakwah

    Sarahan
    · Rasul menggunakan Islam sebagai petunjuk dan juga Allah menangkan Islam sebagai dienul Haq ke atas agama-agama lainnya. Usaha ini tidak akan tercapai apabila tidak dilaksanakan dakwah.

    · Rasul dalam menjalankan dakwahnya mempunyai peranan sebagai saksi atas ummatnya, memberi penyampaian nilai-nilai Islam yang bersifat kabar gembira ataupun kabar peringatan.

    · Allah SWT sekali lagi menegaskan bahawa Rasul berdakwah dengan menyeru manusia agar kembali kepada Allah dan kemudian Rasul sebagai pelita yang menerangi.

    · Peranan Nabi yang digambarkan di dalam surat 33:45-46 adalah sebagai da'i. Beliau berdakwah dengan mengajak manusia dan bersifat sebagai pelita yang sentiasa dijadikan rujukan bagi manusia.

    Dalil
    · 33:45-46, Hai Nabi, sesungguhnya kami mengutus engkau sebagai saksi atas ummat dan untuk memberi khabar gembira dan khabar takut. Dan untuk menyeru (manusia) kepada Allah dengan izin-Nya, dan menjadi pelita yang menerangi.

    Ringkasan Dalil Muhammad
    Penutup para Nabi (33: 40)
    Penghapus risalah sebelumnya ( hadits )
    Membenarkan para Nabi sebelumnya (61:8)
    Penyempurna risalah sebelumnya, ditujukan untuk seluruh manusia (34:28)
    Ditujukan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam (21:107)
    Risalah Muhammad adalah risalah Islam: intinya petunjuk / Al Qur'an dan dien yang benar/Al Islam
    Wajib berdakwah:
    Menjadi saksi (33:45)
    Memberi berita gembira (33:45)
    Memberi peringatan (33:45)
    Menyeru ke jalan Allah (33:46)
    Cahaya yang menerangi (33:46)
  • Tugas - Tugas Kerasulan


    Sinopsis

    Tugas Rasul dapat dibahagikan kepada dua iaitu menyampaikan risalah dan menegakkan dienulLah. Kedua tugas ini adalah inti sari dari perintah Allah SWT dzan amaln dakwah Nabi Muhammad SAW. Risalatud dakwah yang dibawa oleh Nabi adalah memperkenalkan masyarakat Jahiliyah kepada penciptanya, perkara ini tidak lah begitu sukar kerana setiap manusia mempunyai fitrah untuk menerima kholiq. Setelah itu menjadikan mereka sebagai muslim. Sebagai muslim, perlu untuk mengetahui bagaimana cara beribadah dan mengikuti Islam.

    Tugas Rasul diantaranya adalah menjelaskan cara pengabdian kepada Allah, menjelaskan Islam sebagai panduan hidup. Usaha menyampaikan risalah secara berkesan dengan melaksanakan tarbiyah Islamiyah iaitu dengan menekankan kepada arahan dan nasihat.

    Tugas kedua adalah menegakkan dienulLah. Tugas ini tidak semua muslim memahaminya atau tidak mengetahui bagaimana untuk merealisasikannya. Rasul sebagai pembawa risalah adalah suatu pengetahuan umum bagi kita tetapi tidak demikian dengan peranan untuk menegakkan agama Allah. Beberapa aktiviti untuk menegakkan dien Allah ini adalah menegakkan khilafah, membangun rijal, minhajud dakwah dan merealisasikan risalah.

    Hasiyah

    1. Wazifatur Rasul (tugas Rasul)

    Sarahan

    · Allah SWT memerintahkan Rasul untuk menyampaikan wahyu dan sebagai hasil dari penyebaran wahyu ini adalah terbentuknya dienulLah. Oleh kerana itu tugas utama menyampaikan dakwah ini juga perlu diiringi dengan menegakkan dien Allah. Kedua tugas ini saling berkaitan oleh sebab itu, kita perlu memahaminya secara mendalam agar dapat menjalankan dakwah dengan baik. Menyampaikan risalah adalah pekerjaan Nabi yang utama dan kita pun sudah mengikuti tugas ini sebagai kewajiban dari seorang Muslim. Namun demikian, tidak ramai muslim mengetahui dan bagaimana menyusun dakwah hingga tegaknya dien Allah.

    Dalil
    · 5:67, Rasul diperintahkan untuk menyampaikan dakwah
    · 42:13-15, Allah memberikan wasiat kepada para Rasul untuk menegakkan dien.

    2. Risalatud Dakwah (menyampaikan dakwah)

    Sarahan

    · Tugas Rasul yang diperintahkan langsung oleh Allah SWT dan merupakan ciri-ciri dari kerasulan adalah menyampaikan dakwah kepada manusia. Dalam menyampaikan dakwah, Allah SWT di dalam firmannya banyak yang menggugah hati manusia dengan mengingatkan mereka kepada ciptaan Allah yang maha agung, sama ada memperlihatkan alam semesta, haiwan ataupun tumbuh-tumbuhan. Setelah itu bagaimana cara beribadah. Usaha perubahan ini dilakukan oleh Rasul secara berkesan melalui tarbiyah Islamiyah.

    Dalil
    · 5:67, Rasul diperintahkan untuk menyampaikan dakwah
    · 33:39, Nabi menyampaikan risalah agama Allah

    a. Makrifatul Kholiq (mengenal pencipta)

    Sarahan

    · Mengenal Allah adalah suatu yang mudah bagi fitrah manusia. Mengenal Kholik melalui makhluk iaitu alam semesta dan manusia, seperti kejadian alam, proses pembentukan manusia, pergantian siang malam dan sebagainya. Akal sebagai suatu wasilah untuk mengenal kholik. Para saintis mempunyai kemampuan menerangkan peristiwa alam, namun tidak semua diantara mereka yang dapat mengaitkannya kepada pencipta (Allah).

    Dalil
    · 41:53, Allah Swt memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan kami di ufuq dan pada diri mereka sendiri.
    · 3:190, Sesungguhnya tentang kejadian langit dan bumi dan pertikaian malam dan siang menjadi tanda bagi orang yang berakal.

    b. Kayfiyatul Ibadah (cara beribadah)

    · Mengabdi kepada Allah, menjalankan perintah Allah dan Rasul adalah ibadah. Bagaimana cara beribadah, Allah SWT tidak sebutkan secara detil. Rasul yang kemudian menjelaskannya kerana Rasul sebagai manusia dan sesuai untuk masanya. Dengan model dari Rasul dalam menjalankan ibadah maka jelaslah satu per satu amalan dan cara yang benar dalam beribadah kepada Allah.

    Dalil
    · Hadits, Sholatlah kamu seperti halnya aku sholat.

    c. Minhajul Hayah (pedoman hidup)

    Sarahan

    · Menyampaikan risalah selain berkaitan dengan pengenalan kepada Kholiq dan cara ibadah, juga mengenalkan panduan hidup (Islam) secara benar. Islam sebagai minhajul hayat menggambarkan Islam sebagai dien yang menyeluruh dan lengkap yang mencakupi segala aspek dalam kehidupan seperti politik, negara, bermasyarakat dan ber ekonomi.

    Dalil
    · 3:19, Islam sebagai dien yang Allah redhai
    · Hadits

    d. Tarbiyah

    Sarahan

    · Tarbiyah adalah minhaj Rabbaniyah yang penting dan tidak dapat ditinggalkan dalam menjalankan dakwah ini. Tarbiyah sebagai cara yang berkesan dalam membangun rijal ke arah pembentukan syaksiyah Islamiyah dan pembentukan daiyah. Jadi media penyampaian risalah Nabi yang utama dan sangat berperanan adalah Tarbiyah. Di dalam tarbiyah mencakupi taujih (arahan) dan nasihah.

    Dalil
    · Hadits dan Sirah Nabawiyah seperti tarbiyah di rumah Arqom b Abi Arqom.
    3. IqomatuddienulLah (menegakkan dien Allah)

    Sarahan

    · Menegakkan dienulLah juga merupakan perintah atau arahan yang datangnya dari Allah. Tegaknya dien mesti dimulai oleh tegaknya Islam di dalam diri peribadi, keluarga dan masyarakat. Usaha ini tercapai melalui penyampaian risalah, dimana tarbiyah adalah cara yang paling berkesan untuk mencapai objektif ini.

    · Tegaknya dien perlu didukung oleh penyusunan peribadi dan pembentukan strategi untuk mencapai kejayaan Islam di tengah masyrakat. Perancangan dan pentadbiran dakwah nabi sudah dibuktikan kejayaannya.

    Dalil
    · 42:13-15, Allah memberikan wasiat kepada para Rasul untuk menegakkan dien.

    a. Iqomatul Khilafah (menegakkan khilafah)

    Sarahan

    · Mengikut kepada firmanNya bahawa setiap mukmin akan diberi kedudukan sebagai khalifah di muka bumi ke atas makhluk lainnya. Namun demikian dari segi kenyataan tidak semuanya orang Islam mendapatkan kedudukan khalifah. Mereka yang mendapatkan peranan khalifah adalah mereka yang berusaha untuk berdakwah dan menegakkan dien Allah sahaja.

    Dalil
    · 24:55, Allah akan mengangkat kamu menjadi khalifah sebagaimana orang sebelum kamu, Allah akan menetapkan agama Islam yang direhainya untuk mereka, dan akan mengganti ketakutan mereka dengan keamanan.
    · 48:27, Pandangan Nabi yang dibenarkan Allah dalam meramalkan kemenangan Islam.

    b. Binau Rijal (membangun Rijal)

    Sarahan

    · Menegakkan dien tidak mungkin dikerjakan sendirian sahaja. Usaha ini perlu dilakukan secara berjamaah. Mereka yang bersama pun perlu memiliki kekuatan, kefahaman yang jelas, aqidah yang bersih dan memegang minhaj yang betul. Kebersamaan dari kader - kader diperolehi melalui pembangunan rijal. Tarbiyah adalah usaha untuk membangun rijal yang dipersiapkan sebagai tonggak dakwah. Cara bagaimana bina rijal ini kita merujuk kembali bagaimana Rasul melaksanakan pembinaan kepada para sahabat.

    Dalil
    · 3:104, bentuklah dari sebahagianmu orang untuk melakukan amar makruf dan nahiy mungkar

    c. Minhajud Dakwah (panduan dakwah)

    Sarahan

    · Al Qur'an dan Sunnah adalah minhaj dakwah yang penuh dengan petunjuk-petunjuk bagaimana menjalankan dakwah. Banyak contoh-contoh misalnya kita disuruh berdakwah lembut, ramah, tidak boleh keras, dengan pengajaran yang baik, nasehat, memaafkan dan mengampunkan mereka.

    · Minhaj Dakwah dalam menegakkan dien juga membincangkan bagaimana dakwah melalui pendekatan ekonomi, budaya, sosial dan politik. Selain itu Rasul juga menggambarkan dakwah mengikuti potensi masing-masing seperti di zaman sekarang sebagai consultant, accountant, engineer dan sebagainya.

    Dalil
    · 3:159, pendekatan dakwah yang lembut dan ramah dapat mengelakkan mad'u dari bercerai berai. Elakkan berbuat jahat, berhati kasar dalam pendekatan dakwah.

    d. Tathbiqur Risalah (aplikasi risalah)

    Sarahan

    · Aplikasi dari penerimaan risalah Islam adalah mengamalkan Islam secara keseluruhannya dalam kehidupan seharian. tegaknya dien tidak akan wujud apabila mereka yang menerima sekedar tahu dan kemudian tidak mengamalkan. Tegaknya dien akan tercapai apabila setiap individu mengaplikasikannya dalam hidup. Setelah mereka tahu, kemudian diamalkan kedalam dirinya dan didakwahkan kepada orang lain merupakan usaha yang dapat mempercepat tegaknya dien di muka bumi ini.

    Dalil
    · 2:208, Orang beriman disuruh masuk (mengamalkan) Islam secara keseluruhan
    · 6:162, katakanlah sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku, semuanya bagi Allah, tuhan semesta alam.

    Ringkasan Dalil

    Umum:
    Menyampaikan risalah (5:67, 33:39)
    Memperkenalkan Al Khaliq (7: 175)
    Menjelaskan cara pengabdian (hadits)
    Menjelaskan pedoman hidup (hadits)
    Mendidik para sahabat: dengan arahan dan nasihat

    Khusus:
    Menegakkan dienulLaah (42: 13-15)
    Menegakkan khilafah (24:55, 48:27)
    Membina kader (3:104)
    Membuat konsep dakwah (3:159)
    Melaksanakan panduan hidup (2:208, 6:162)

  • Sifat - Sifat Rasul


    Sinopsis

    Mengenal Rasul perlu mengenal sifat-sifatnya. Bahagian tingkah laku, personaliti, dan penampilan diwarnai oleh sifat seseorang. Begitupun Nabi Muhammad SAW dapat digambarkan melalui sifat-sifatnya. Mengetahui sifat-sifat ini diharapkan kita menyedari siapa sebenarnya Rasul dan kemudian kita dapat mengikutinya. Sifat Nabi seperti manusia biasa yang sempurna dapat diikuti oleh kita, kerana tingkah laku atau perbuatannya seperti yang dilaksanakan manusia maka kita pun mesti dapat mengikutinya. Kemudian kita semakin percaya kepada apa-apa yang dibicarakan atau disampaikan Rasul adalah yang benar kerana sifat beliau yang 'ismah (terpelihara dari kesalahan), selain itu beliau adalah orang yang cerdas bererti apa yang dibawanya adalah hasil daripada pemikiran dan analisa yang mendalam, tepat dan baik. Sifat amanah adalah juga sifat asas yang setiap manusia mesti menyenangi berkawan dengan mereka yang amanah, kita sebagai muslim perlu mengikuti sifat ini dengan sempurna begitupun dengan sifat lainnya seperti tabligh dan iltizam. Sifat-sifat ini menggambarkan akhlak mulia yang diwarnai oleh akhlak Al Qur,an dan sangatlah sesuai dijadikan sebagai contoh yang baik bagi kita.

    Hasiyah

    1. Basyariyah (manusia)

    Sarahan

    · Rasul sebagai manusia biasa seperti kita semua. Perbezaannya adalah Allah memberikan wahyu untuk disampaikan kepada orang lain. Kenapa Allah SWT perlu menegaskan bahawa Rasul itu manusia biasa. Dengan penegasan ini maka dapat disimpulkan bahawa Rasul dari golongan kita juga, dari manusia yang seperti kita juga misalnya makan, minum, tidur, beristeri, bekerja, belajar, penat, dan sifat-sifat kemanusiaan lainnya. Perbezaannya hanyalah terletak kepada amanah yang Allah berikan kepada Rasul iaitu wahyu. Meyakini betul bahawa Rasul seperti kita maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak perintah Rasul, tidak ada alasan tidak mampu, tidak boleh dan sebagainya. Juga tidak boleh beri alasan anak, isteri, sibuk kerja dan sebagainya kerana Rasul juga mempunyai tanggung jawan demikian juga terhadap anak, isteri dan sebagainya.

    Dalil
    · 14:11, Rasul sebagai manusia biasa

    2. 'Ismah (terpelihara dari kesalahan)

    Sarahan

    · Manusia biasa yang tidak mendapatkan wahyu mungkin melakukan kesilapan dan kesalahan. Tetapi bagi para Rasul yang diberi amanah untuk menyampaikan dakwah mesti terpelihara dari kesalahan kerana yang disampaikan adalah sesuatu yang berasal dari Allah SWT. Allah SWT perlu memelihara aturan dan firmannya dari kesalahan. Dengan sifat Rasul demikian iaitu dijaga oleh Allah SWT maka apa yang dikeluarkan Nabi adalah benar dan kita perlu meyakininya.

    Dalil
    · 5:67, Allah memelihara Rasul dari kejahatan manusia
    · 66:1, Allah pengampun lagi penyayang

    3. Sidq (benar)

    Sarahan

    · Rasul - rasul dan Muhammad SAW mempunyai sifat sidq yang membawa kebenaran. Orang yang membawa kebenaran tentunya ia sendiri bersifat sidq sehingga apa yang disampaikan dapat diterima. Oleh itu, dengan sifat ini ramai masyarakat jahiliyah menerima Islam. Sifat sidq bererti mengikuti Islam sebagai sumber kebenaran. Tidak mengikuti Islam bererti mengikuti hawa nafsunya sehingga menjauhkan diri dari kebenaran.

    Dalil
    · 39:33, Muhammad SAW membawa kebenaran
    · 53:3-4, Tiadalah ia berbicara menurut hawa nafsunya

    4. Fatanah (cerdas)

    Sarahan

    · Kecerdasan Rasulullah dapat dilihat bagaimana Rasul menyusun dakwah dan strategi-strategi seperti berperang, berdakwah ke tempat lain dan sebagainya. Di antara kecerdasan Rasul adalah mempunyai pandangan bahawa Islam akan menaklukkan Mekah dan menaklukkan Khaibar. Rasul menggambarkan pada saat tersebut ummat Islam masuk ke Masjidul Haram dengan aman sentosa, serta bercukur dan menggunting rambut kepala tanpa sedikitpun. Kecerdasan Rasul dalam memperkirakan kekuatan Ummat Islam dan kelemahan pihak lawan juga dibuktikan di dalam peperangan lainnya.

    Dalil
    · Hadits
    · 48:27, pandangan Nabi terhadap kemenangan Islam

    5. Amanah

    Sarahan

    · Sifat lainnya adalah Amanah. Amanah secara umum bererti bertanggungjawab terhadap apa yang dibawanya, menepati janji, melaksanakan perintah, menunaikan keadilan, memberikan hukum yang sesuai dan dapat menjalankan sesuatu yang disepakatinya. Sifat demikian dimiliki oleh para Rasul dan kita mesti mengikutinya. Sifat ini sangatlah diperlukan di dalam kehidupan kita tidak hanya dalam segi ibadah khusus tetapi secara umum seperti bekerja, belajar dan berhubungan dengan orang lain. Bos di tempat kita bekerja akan menyenangi kita yang mempunyai sifat amanah ini bahkan dengan sifat ini kita akan berjaya dan berprestasi.

    Dalil
    · 4:58, Alah menyuruhmu supaya menunaikan amanah

    6. Tabligh (menyampaikan)

    Sarahan

    · Salah satu rahsia kenapa Islam tersebar dengan cepat ke seluruh pelosok tempat dan bagaimana pula dengan cepatnya perubahan-perubahan di tengah masyarakat.Kenapa jumlah bilangan pengikut Islam semakin hari semakin ramai dan semakin banyak yang menyokongnya. Jawabannya adalah sifat tabligh dimiliki oleh Rasul dan pengikutnya. Setiap muslim merasakan bahawa dakwah atau menyampaikan Islam sebagai suatu kewajiban yang perlu dilaksanakan di mana sahaja dan bila masa sahaja. Ertinya dalam keadaan bagaimanapun, Ummat Islam sentiasa menyampaikan risalah ini kepada siapa sahaja yang menerimanya.

    Dalil
    · 5:67, Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadanya

    7. Iltizam (komitmen)

    Sarahan

    · Rasulullah SAW beserta Rasulnya sangatlah dikenal dengan komitmenya dengan Islam dan apa yang dibawanya. Beliau tahan dan tidak merasa takut sedikitpun menghadapi cabaran dan tantangan dari pihak jahiliyah. Rasul selalu komitmen dan dapat menghadapi cabaran dengan baik. Sifat iltizam ini perlu dipupuk pada diri kita kerana dengan sifat inilah, nilai-nilai Islam pada diri kita menjadi terpelihara dengan baik. Tanpa iltizam maka godaan syaitan dan gangguan kafir menjadi terasa pada kita dan perubahan berlaku bahkan menjadi futur dan sesat . NauzubilLah. Kemenangan bersama-sama dengan sifat iltizam ini.

    Dalil
    · 17:74, kalau sekiranya tiadalah kami tetapkan komitmen engkau, sesungguhnya hampir engkau condong sedikit kepada mereka itu.
    · 68:1-8, menggambarkan bagaimana Muhammad SAW disebut gila kerana ia tetap komitmen dengan Islam, tahan dari cabaran kesesatan dan tidak mengikuti orang yang mendustakan agama Allah.

    8. Khuluqin Azim (akhlak yang mulia)

    Sarahan

    · Sifat-sifat yang dimiliki oleh para rasul menggambarkan akhlak yang mulia. Akhlak mulia bererti akhlak yang tinggi kemudian untuk mencapainya perlu proses dan latihan. Tidak semua manusia boleh mencapai akhlak ini kecuali mereka yang mengikuti tarbiyah islamiyah. Akhlak mulia yang dimiliki seseorang maka akan disenangi oleh masyarakat di sekitarnya, mereka menerima dan menyambut individu yang berakhlak mulia. Sunnah dakwah melihatkan bahawa kebencian pihak Jahiliyah kerana aqidah yang dibawa ummat Islam bukan kerana akhlaknya. Mereka menerima akhlak Islam kerana tidak merugikannya bahkan menguntungkannya.

    Dalil
    · 68:4, Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) mempunyai akhlak yang mulia.

    9. Akhlak Qur'an

    Sarahan

    · Akhlak mulia adalah juga akhlak Al Qur'an. Bererti akhlak Rasul adalah amalan dan tingkah laku yang sesuai dengan Al Qur'an atau yang diarahkan oleh Al Qur'an. Jadi untuk mendapati akhlak mulia seperti yang dimiliki Rasul maka mesti mengamalkan Al Qur'an dalam kehidupan sehari-harinya. Al Qur'an berjalan adalah akhlak Rasul.

    Dalil
    · Hadits, bertanya kepada Aisyah RA bagaimanakah akhlak RasululLah ? jawabannya adalah khuluquhu Al Qur'an.

    10. Uswatun Hasanah (teladan yang baik)

    Sarahan

    · Pada diri Rasul Muhammad SAW terdapat contoh yang baik iaitu akhlak yang mulia yang digambarkan oleh Allah SWT. Sebagai contoh yang nyata bagaimana menjadi muslim yang berakhlak mulia dan bagaimana al Qur'an tertanam dalam diri kita maka ikutilah Nabi Muhammad SAW. mereka yang mengikuti nabi ini adalah mereka yang mengharapkan rahmat Allah dan hari yang kemudian, serta ia banyak mengingat Allah.

    Dalil
    · 33:21, Sesungguhnya pada Rasul Allah (Muhammad) ada ikutan yang baik bagimu.

    Ringkasan Dalil
    Sifat-sifat Rasul:
    Manusia sempurna (14:11, 25:8)
    Terpelihara dari kesalahan (5:67, 80:1, 66:1)
    Benar (39:33, 53:3-4)
    Cerdas (Hadits, 48:27)
    Amanah (4:58, 69:44-46)
    Menyampaikan (5:67, 81:24, 80:1-2)
    Komitmen yang sempurna (17: 73, 68:6)
    Akhlak yang agung (68:4) iaitu akhlak Qur'an - Hadits
    Sebagai suri teladan (33:21).

Tidak ada komentar: